MEDAN, KOMPAS.com- Yanto (41) peternak sapi, tak hentinya mengucap rasa syukur, saat ditemui wartawan di peternakannya di Jalan Labu, Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara, Jumat (14/6/2024).
Pasalnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sapinya dua kali dibeli oleh Presiden Joko Widodo untuk kurban di Sumatera Utara.
Sapi pertamanya berjenis limosin dibeli Jokowi pada 2022 dengan berat 1 ton 50 kilogram seharga Rp 100 juta.
Baca juga: Jokowi Bakal Serahkan Sapi Kurban 1,23 Ton Usai Shalat Id di Semarang
Kini, pada 2024, Jokowi juga membeli sapinya. Bobot sapinya 860 kilogram dan dibandrol dengan harga Rp 90 juta.
"Alhamdulillah sapi kita terpilih (kembali) menjadi sapi kurban Presiden Joko Widodo tahun 2024, dari wilayah Sumut, tepatnya peternak kami YT PAM. Alhamdulillah kami bersyukur luar biasa tidak terhingga perjuangan kami selama ini," ujarnya kepada wartawan di ternaknya .
Yanto menerangkan proses pemilihan sapinya baik pada 2022 atau 2024, melalui proses penyeleksian, awalnya dia mengajukan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut.
"(Sebelum dipilih, dilakukan) Proses pemeriksaan sekali dari pemeriksaan diambil sampel darah, ada juga diambil air liur, ada juga kotorannya," ujarnya.
Setelah bersaing dengan kandidat lain, akhirnya sapi Yanto dipilih menjadi sapi kurban Jokowi tahun ini, pada Kamis (13/6/2024).
Sapi yang dipilih Jokowi tahun ini usia 3,5 tahun. Sapi itu awalnya dibelinya tahun lalu.
"Terus kami rawat kurang lebih 1 tahun hingga gemuk, itu di awal pembeliannya sapi itu sangat kurus, kami rawat betul-betul dengan program pakan yang sesuai yang dibutuhkan, sapi ini maksimal sehingga sapi ini menjadi gemuk," katanya.
Baca juga: Jokowi Beli 2 Sapi dari Karanganyar, Total Bobotnya Capai 1,6 Ton
Meskipun awal dibeli sapi ini kurus, tapi secara fisik dia melihat sapi tersebut memiliki model tubuh yang besar, bila pemberian pakannya dikelola dengan baik.
"Pastinya dalam pemilihan bibit, kita mesti tahu sapi ini memang bangsa besar kah, bisa sampai 1 ton kan, itu mesti kita pilih betul itu dari pelajaran otodidak selama memelihara sapi," ujarnya.
"Jadi kita tahu sapi yang model besar gimana-gimana, jadi itu yang kita pilih ternyata pas itu kami tidak salah pilih. Jadi selain pemilihan bibit ini, perawatan dan juga pakan juga penting diperhatikan ujarnya," ujarnya.
Yanto juga berharap ke depan agar ke depan tidak hanya sapinya saja yang dibeli Presiden, tapi sapi kurban lainnya juga merasakan hal yang sama dengannya.
"Kita juga ngajak ke rekan peternak lain, mari sama sama kita sharing berbagi ilmu dan sering main-main ke kandang. Siapa tahu, di tahun depan rekan rekan yang lain, sapinya dipilih menjadi sapi kurban presiden, jadi buat para peternak, semangat berjuang," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang