Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Peternak di Binjai, Sapinya 2 Kali Dibeli Jokowi untuk Kurban

Kompas.com, 14 Juni 2024, 22:56 WIB
Rahmat Utomo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Yanto (41) peternak sapi, tak hentinya mengucap rasa syukur, saat ditemui wartawan di peternakannya di Jalan Labu, Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sumatera Utara, Jumat (14/6/2024).

Pasalnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sapinya dua kali dibeli oleh Presiden Joko Widodo untuk kurban di Sumatera Utara.

Sapi pertamanya berjenis limosin dibeli Jokowi pada 2022 dengan berat 1 ton 50 kilogram seharga Rp 100 juta.

Baca juga: Jokowi Bakal Serahkan Sapi Kurban 1,23 Ton Usai Shalat Id di Semarang

Kini, pada 2024, Jokowi juga membeli sapinya. Bobot sapinya 860 kilogram dan dibandrol dengan harga Rp 90 juta.

"Alhamdulillah sapi kita terpilih (kembali) menjadi sapi kurban Presiden Joko Widodo tahun 2024, dari wilayah Sumut, tepatnya peternak kami YT PAM. Alhamdulillah kami bersyukur luar biasa tidak terhingga perjuangan kami selama ini," ujarnya kepada wartawan di ternaknya .

Yanto menerangkan proses pemilihan sapinya baik pada 2022 atau 2024, melalui proses penyeleksian, awalnya dia mengajukan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut.

"(Sebelum dipilih, dilakukan) Proses pemeriksaan sekali dari pemeriksaan diambil sampel darah, ada juga diambil air liur, ada juga kotorannya," ujarnya.

Setelah bersaing dengan kandidat lain, akhirnya sapi Yanto dipilih menjadi sapi kurban Jokowi tahun ini, pada Kamis (13/6/2024).

Sapi yang dipilih Jokowi tahun ini usia 3,5 tahun. Sapi itu awalnya dibelinya tahun lalu.

"Terus kami rawat kurang lebih 1 tahun hingga gemuk, itu di awal pembeliannya sapi itu sangat kurus, kami rawat betul-betul dengan program pakan yang sesuai yang dibutuhkan, sapi ini maksimal sehingga sapi ini menjadi gemuk," katanya.

Baca juga: Jokowi Beli 2 Sapi dari Karanganyar, Total Bobotnya Capai 1,6 Ton

Meskipun awal dibeli sapi ini kurus, tapi secara fisik dia melihat sapi tersebut memiliki model tubuh yang besar, bila pemberian pakannya dikelola dengan baik.

"Pastinya dalam pemilihan bibit, kita mesti tahu sapi ini memang bangsa besar kah, bisa sampai 1 ton kan, itu mesti kita pilih betul itu dari pelajaran otodidak selama memelihara sapi," ujarnya.

"Jadi kita tahu sapi yang model besar gimana-gimana, jadi itu yang kita pilih ternyata pas itu kami tidak salah pilih. Jadi selain pemilihan bibit ini, perawatan dan juga pakan juga penting diperhatikan ujarnya," ujarnya.

Yanto juga berharap ke depan agar ke depan tidak hanya sapinya saja yang dibeli Presiden, tapi sapi kurban lainnya juga merasakan hal yang sama dengannya.

"Kita juga ngajak ke rekan peternak lain, mari sama sama kita sharing berbagi ilmu dan sering main-main ke kandang. Siapa tahu, di tahun depan rekan rekan yang lain, sapinya dipilih menjadi sapi kurban presiden, jadi buat para peternak, semangat berjuang," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau