Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Jembatan Ambruk, Pemkot Medan Surati PT KAI

Kompas.com, 23 Juli 2024, 16:31 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pemkot Medan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), untuk menindaklanjuti perbaikan jembatan ambruk di Kelurahan Suka Damai, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, pada Selasa (16/7/2024).

Robohnya jembatan ini sempat heboh lantaran diduga akibat digoyang-goyangkan puluhan pelajar.

Penjabat (Pj) Sekda Kota Medan, Topan Ginting mengatakan, koordinasi dilakukan karena jembatan itu milik PT KAI.

Baca juga: Jembatan Ambruk di Medan Ternyata Milik PT KAI, Berdiri Sejak 1907

"Saya sudah surati dan saya minta pendapat ke PT KAI apakah memungkinkan PT KAI membangun jembatan penyeberangan orang, karena tentunya APBD Pemkot Medan, nggak bisa masuk ke dalam (pembangunan jembatan) karena aset itu milik mereka," ujar Topan kepada wartawan di kantor wali kota Medan, Selasa (23/7/2024).

Topan mengatakan, pembangunan kembali jembatan itu sangat diharapkan masyarakat. Sebaab jembatan tersebut menjadi jalur alternatif yang dilalui 3 sekolah di sekitar lokasi jembatan.

Baca juga: Jembatan Ambruk di Kedaung Depok Diperbaiki, Warga: Senang, Enggak Perlu Putar Jalan Lagi

Topan juga menjelaskan, soal kemungkinan Pemkot Medan membangun jembatan di sekitar lokasi bila PT KAI enggan memperbaiki jembatan yang rusak.

"Tentunya harus kita diskusikan lebih dahulu kalau memang Pemko ada intervensi kesana yg pasti tidak di lokasi PT KAI. Kita akan cari lokasi di tempat lain, kalau Pemko medan harus intervensi," ujarnya.

Meski begitu Topan tetap optimistis PT KAI mau memperbaiki jembatan tersebut.

"Saya sudah surati satu hari setelah (jembatan itu roboh) saya akan minta jawabannya. Sejauh ini (memang) belum ada balasan surat dari PT KAI. Kita akan minta jawaban secepatnya dari PT KAI,'' ungkapnya.

Diakui Topan, ia sudah mengecek jembatan itu. Mulanya jembatan tersebut memang bukan jembatan penyeberangan manusia. Jembatan itu bekas rel PT KAI yang sudah tidak digunakan lagi.

"Masyarakat lalu mengubah fungsinya, karena memang pada saat itu masih bisa dilalui, dengan memberi papan di jembatan sebagai tempat penyeberangan orang," ujarnya.

"Ternyata seiring berjalannya waktu dan usia rel tersebut menjadi rapuh kemudian bengkok dan sekarang tidak layak lagi dilewati oleh manusia," tutupnya.

Sebelumnya Manager Humas PT KAI Divre 1 Sumatera Utara, Anwar Solihin mengatakan, jembatan itu telah berdiri tahun 1907, namun sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1973.

Terkait rencana perbaikan jembatan, Anwar masih belum memastikannya. Pihaknya masih melakukan proses pengkajian.

"Terkait perbaikan jembatan tersebut kita akan lakukan pengecekan di lokasi terlebih dahulu," katanya, Kamis (18/7/2024).

Ambruknya jembatan tersebut sempat heboh di media sosial usai videonya diunggah akun Instagram @medanku. Terlihat, ada sejumlah pelajar bersama warga yang menyaksikan jembatan ambruk itu.

"Jembatan ambruk, anak sekolah jatuh," demikian narasi di dalam video yang diunggah akun tersebut.

Rahmad (60) selaku warga sekitar yang menyaksikannya, mengatakan kejadian itu berlangsung pada Selasa (16/7/2024) siang.

"Itu sekitar pukul 13.30 WIB, awalnya ada sekitar 20 anak SMP yang melewati jembatan ini. Mereka ini menggoyang-goyang jembatan sehingga ambruk," kata Rahmad saat diwawancarai di lokasi, Rabu (17/7/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau