Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satpam Dikeroyok Petugas Dishub Medan, Korban Dipiting dan Dibanting

Kompas.com, 13 Agustus 2024, 20:29 WIB
Rahmat Utomo,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Video satpam diduga dikeroyok pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Sumatera Utara, sempat viral di media sosial. Satpam tersebut sempat dipiting hingga terjatuh.

Peristiwanya terjadi di Depan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Provinsi, Sumatera Utara, Selasa (13/8/2024). Ternyata pria yang dikeroyok di dalam video itu adalah komandan Satpam Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sumut bernama Ramdanisyah Pulungan (43)

Ramdani bercerita, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Pwalnya petugas Dishub Medan menutup akses masuk di depan gerbang Dinas P3AKB Sumut menggunakan traffic cone atau rambu lalu lintas berbentuk kerucut.

Baca juga: Viral Video Dishub Medan Keroyok Satpam Saat Penerapan Parkir Berlangganan

Kata dia, alasan petugas Dishub melakukan itu untuk menyosialisasikan parkir berlangganan.

"(Karena akses ditutup) jadi pegawai-pegawai kita mau masuk, mau absen kesulitan, jadi saya tegur pihak Dinas Perhubungan, jangan menutup akses kantor. Lalu mereka berdebat sama saya, mereka main fisik, mereka membanting saya," ujar Ramdani kepada wartawan di kantor P3AKB Sumut

Ramdani menyebut sebelum dia dipiting oleh beberapa anggota Dishub, dia sempat bertanya baik-baik ke petugas Dishub. Namun dia mengaku mendapat jawaban tidak mengenakkan.

"(Mereka bilang) siapa rupanya kalian? Kok ngatur-ngatur saya? katanya. 'Saya kan pihak sekuriti, Pak, berwenang saya di sini, kalau itikad baik nggak begini caranya, Pak. Bukan begini caranya Bapak sebagai Dinas Perhubungan, saya bilang'," ujar Ramdani menirukan ucapannya.

Dia juga menyesalkan perbuatan pegawai Dishub yang menutup jalan tanpa berkoordinasi dengan pihaknya. Terlebih lagi saat pengeroyokan itu terjadi, petugas Dishub mengancam akan membawanya ke polisi.

"Masuk penjara aja kau, kita bawa kantor polisi. Saya bilang saya akan menuntut kalian karena kalian sudah main fisik mengeroyok saya, bagaimana kalau saya mati kalau kalian mencekik saya, itu kan tindak pidana," ujarnya.

Penjelasan Dishub

Terkait insiden ini, Kepala bidang Pengembangan Pengendalian dan Keselamatan (PPK) Dishub Medan, Richard Medy, buka suara. Ia menjelaskan, peristiwa itu bermula saat Dishub Kota Medan melakukan sosialisasi parkir berlangganan di lokasi kejadian.

"Kita bukan tidak membolehkan (mereka masuk), kita kan menyortir kendaraan, punya parkir berlangganan atau tidak (kendaraan di dinas tersebut). Kalau ngak ada (stiker) parkir berlangganan, itu kami arahkan beli parkir berlangganan," ujar Richard saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (13/8/2024).

Saat proses sosialisasi, Dishub Kota Medan menutup jalan di depan gerbang dinas tersebut dengan traffic cone. Lalu tiba-tiba satpam berbaju merah mendatangi mereka.

"Tiba-tiba (satpam) datang, digesernya traffic cone, ya nggak terima lah kita, siapa dia rupanya. Dia petugas tidak, baju preman, ya ribut. Kalau dia petugas kan tahu kita, ini nggak ngerti siapa dia. Cuma dibilang orang itu, satpam," ujar Richard.

Baca juga: Kecanduan Judi Online, 3 Remaja di Medan Curi Uang dan Rokok dari Warung Tetangga

Kata dia, tujuan sosialisasi di lokasi kejadian dilakukan agar seluruh ASN di Kota Medan membeli stiker parkir berlangganan sehingga bisa menjadi contoh ke masyarakat umum lainnya.

"Sebenarnya sosialisasi udah dua bulan yang lalu pun. Ini hanya memastikan, di situ pun secara apanya kan, pemerintah itu harusnya duluan kan (beli stiker parkir berlangganan), kita kan hanya memastikan apakah ini semuanya sudah, (para ASN) harus menjadi contoh, itunya," katanya.

Kasus ini sempat heboh di media sosial dengan video yang menarasikan petugas Dishub Kota Medan mengeroyok seorang satpam.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau