Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasit Kontroversial Bikin Atlet Sumut Kalah WO di Semifinal

Kompas.com, 18 September 2024, 05:19 WIB
Teguh Pribadi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Petinju asal Sumatera Utara, Joshua Juan Vargas Harianja, kalah walkover (WO) saat semifinal pertandingan tinju kelas 75-80 Kg putra, PON XXI Aceh-Sumut 2024, yang berlangsung di Auditorium Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa (17/9/2024).

Semula, Joshua dijadwalkan bertanding melawan Frendy Yacob Puray, atlet tinju asal Papua Barat, Selasa.

Baca juga: Wasit Kontroversial Tinju PON Diberhentikan, Panitia Bantah karena Dukung Atlet Sumut

Pantauan di lokasi, Frendy mengenakan sarung tinju merah berjalan menuju ring bersama pelatih.

Baca juga: Heboh Wasit Tinju Sumut Vs Lampung Diberhentikan, PB PON Angkat Bicara

Tak lama kemudian, dia keluar dari venue usai diumumkan lawan tandingnya, Joshua, WO.

Technical Delegate (TD) Cabang Olahraga Tinju PON, Muhammad Arisa Putra Pohan, mengatakan, sejak pagi, kabar Joshua tidak bisa bertanding sudah tersiar.

“Joshua tadi pagi sudah ketahuan nggak main karena tadi kan ada medical check, dia nggak lolos,” ucapnya di Auditorium Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Selasa.

Joshua dinyatakan oleh dokter tidak dapat bertanding dari hasil CT scan, yang menyebut mengalami mastoiditis pada bagian kepala sebelah kanan.

Petinju asal Sumut itu mengalami cedera usai pertandingan melawan Rusdianto Suku pada Sabtu (14/9/2024).

“Akibat kejadian itu, CT scan yang dibaca dokter atlet nggak bisa main, walkover, unfit,” kata dia. 

Kondisi itu membuat Joshua tak dapat melaju sampai ke partai final. Sementara Frendy dinyatakan memenangi pertandingan dan akan bertanding di final.

“Jadi lawannya Frendy Yacob Puray tadi otomatis menang, tinggal masuk final,” ucapnya.

Sebelumnya, pertandingan tinju putra kelas 75-80 kg, antara Joshua Juan Vargas Harianja asal Sumatera Utara melawan Atlet Lampung Rusdianto Suku dimenangkan Joshua Harianja. 

Pertandingan itu dipimpin wasit kontroversial, Roike Wane.

Di luar ring, pelatih Rusdianto Suku, Piter Harry, membanting kursi memprotes keputusan wasit. 

Buntut protes itu, panitia berembuk kemudian memeriksa empat rekaman kamera CCTV dan Virtual Reality (VR), lalu didapati adanya kelalaian wasit. 

Salah satunya, Rusdianto memukul bagian kepala belakang Joshua hingga tubuhnya goyang.

Hal itu juga dibuktikan melalui pemeriksaan CT scan oleh dokter yang menyebut Joshua mengalami mastoiditis pada bagian kepala kanan akibat kerasnya pukulan.

Selain itu terdapat kode dari petinju yang membuang gamsil atau pelindung gigi dan pelatih melap sarung tinju pemain. Namun, saat itu wasit tidak memberikan peringatan.

Panitia kemudian memutuskan memberhentikan Roike dari PON XXI Aceh-Sumut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau