Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat "Ngetem" Jadi Lokasi Pedagang, Sopir Angkot di Pematangsiantar Mogok

Kompas.com, 27 September 2024, 17:01 WIB
Teguh Pribadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Ratusan sopir angkutan umum di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara mogok dan memblokade ruas jalan karena lokasi ngetem mereka dijadikan lapak jualan.

Aksi spontan itu berhenti setelah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pematangsiantar Junaedi Sitanggang mengakomodasi tuntutan para sopir.

Deretan angkutan umum dalam kota maupun angkutan desa (Angdes) memblokade jalan di Jalan Merdeka, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Sutoyo Pematangsiantar Jumat (27/9/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Baca juga: Massa Geruduk PT ASP Buntut Karyawan Bandara Bali Diskors karena Ikut Aksi Mogok

Sopir Angdes merek GOK, Fery, mengatakan, para sopir protes karena tempat ngetem dan menaikkan penumpang dijadikan lapak jualan sementara pascakebakaran Lantai II Gedung IV Pasar Horas.

Pemindahan lapak itu merupakan opsi yang ditawarkan oleh Pemkot Pematangsiantar kepada pedagang yang terdampak kebakaran yang terjadi pada, Minggu (22/9/2024).

“Halte kami di sini. Kami juga cari makan, janganlah diganggu. Mereka memutuskan secara sepihak tanpa melibatkan kami,” ujar Fery.

Pantauan di lokasi, sejumlah sopir juga melakukan aksi mogok sampai ke Jalan Merdeka simpang Jalan Wahidin. Anggota Dinas Perhubungan dan Polantas turun ke jalan mengatur lalu lintas. Arus kendaraan bermotor terpaksa dialihkan.

Tak lama kemudian, rombongan pejabat Pemkot Pematangsiantar yang dipimpin (Sekda) Kota Pematangsiantar Junaedi Sitanggang datang menemui para sopir di Jalan Sutoyo.

Setelah mendengar keluhan para sopir, Junaedi mengatakan, Pemkot Pematangsiantar akan membatalkan rencana pemindahan lapak jualan sementara dari lokasi itu. Para sopir pun setuju dan menghentikan aksi blokade jalan.

“Kita sudah menerima sejumlah masukan. Untuk kepentingan bersama dan kepada semua pihak, maka lapak ini akan dipindahkan nantinya,” ujar dia.

Baca juga: Kereta Api Cipatat-Sukabumi Mogok di Perkampungan, Penumpang Turun Kerubungi Warung

Sesuai kesepakatan, para pedagang diizinkan berdagang di pinggir Jalan Merdeka, tepat di depan Gedung IV Pasar Horas.

Pemko Pematangsiantar telah memasang garis sekat-sekat putih di sepanjang jalan sebagai tempat deretan lapak pedagang.

Dari hasil pendataan yang dilakukan Pemkot Pematangsiantar, terdapat sebanyak 221 orang pedagang di Lantai I dan 102 orang pedagang di lantai II Gedung IV Pasar Horas Jaya

Pemkot Pematangsiantar juga memberikan bantuan sosial senilai senilai Rp 1 Juta untuk pedagang di Lantai I, dan pedagang di lantai II mendapat bantuan modal Rp. 6 Juta ditambah bantuan sosial Rp 1 Juta.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau