Editor
KOMPAS.com - Tradisi Marsialapari berasal dari Mandailing, Sumatera Utara.
Tradisi Marsialapari adalah tradisi gotong royong di Mandailing, salah satu tradisi khas Indonesia.
Keberadan tradisi Marsialapari akan menunjukkan rasa kasih sayang dan persatuan yang hidup dalam masyarakat Mandailing.
Tradisi Marsialapari adalah tradisi saling bantu-membantu, bekerjasama, dan gotong royong dalam mengerjakan sawah.
Tradisi ini merupakan budaya lokal yang dimiliki masyarakat Mandailing.
Marsialapari berasal dari dua suku kata, yakni alap (panggilan) dan ari (hari).
Dua suku kata tersebut mendapatkan penambahan awalan mar yang artinya saling dan si adalah kata sambung.
Akhirnya penggabungan kata tersebut menjadi marsialapari yang artinya saling menjemput hari.
Masyarakat Mandailing dengan suka rela akan membantu saudara yang membutuhkan bantuan, yang biasa dilakukan di sawah atau kebun.
Harapannya adalah orang lain secara bergantian akan membantu di lain waktu, saat bantuan tersebut dibutuhkan.
Timbal balik pemberian bantuan ini akan dihitung berdasarkan jumlah hari.
Misalnya, kita pergi ke sawah A selama 7 hari, maka A akan datang membantu ke sawah kita dalam jumlah hari yang sama.
Tradisi Marsialapari memiliki tata cara dalam pelaksaannyanya, termasuk pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan.
Baca juga: Mapalus, Tradisi Gotong Royong Suku Minahasa
Tradisi gotong-royong tersebut biasanya dilakukan pada prosesi manyabii (memanen padi) atau proses marsuaneme (menanam padi).
Pekerjaan tersebut dapat selesai dalam satu hari karena adanya saling tolong-menolong.