Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Tapanuli Selatan, Paman Vs Keponakan Saling Adu Gagasan

Kompas.com, 5 November 2024, 12:09 WIB
Oryza Pasaribu,
Reni Susanti

Tim Redaksi

TAPANULI SELATAN, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tapanuli Selatan (Tapsel) menggelar debat publik perdana untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tapsel di Hotel Sapadia, Padanglawas Utara, Senin (4/11/2024) malam. 

Debat tersebut diikuti dua pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati, Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga dengan nomor urut 1, dan Dolly Putra Perlindungan Pasaribu-Parulian Nasution dengan nomor urut 2.

Menariknya, kedua calon bupati merupakan paman dan keponakan.

Baca juga: Anggota DPRD Tapanuli Selatan Ditangkap Diduga Terkait Kerusuhan PLTA Batangtoru

Gus Irawan Pasaribu, calon bupati nomor urut 1, diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi dan misinya.

Gus menjelaskan lima misi utamanya, di antaranya:

  • Peningkatan pendapatan masyarakat, terutama di sektor pertanian, mengingat sebagian besar penduduk Tapsel adalah petani.
  • Peningkatan sektor UMKM, dengan fokus pada tiga kelemahan: keterampilan, permodalan, dan pemasaran.
  • Pembangunan pariwisata yang terintegrasi di Tapsel.
  • Digitalisasi pelayanan dan reformasi birokrasi, terutama di daerah-daerah yang masih blank spot.

"Saya kebetulan Ketua HKTI di Sumatera Utara, tahu betul bagaimana situasi para petani kita. Karena itu, kami memiliki ekosistem untuk urusan para petani," ungkap Gus.

Baca juga: Tak Hanya Ulos, Tapanuli Selatan Juga Punya 13 Motif Batik Kreasi Ibu-ibu

Selanjutnya, calon bupati nomor urut 2, Dolly Pasaribu, menyampaikan pandangannya.

Dolly, yang merupakan calon bupati petahana menjelaskan, telah menjalankan pemerintahan selama tiga tahun, di mana dua tahun di antaranya dilalui dalam situasi pandemi Covid-19.

Dolly menyampaikan beberapa program unggulan, antara lain:

  • Peningkatan kualitas pendidikan dengan memberikan insentif kepada guru dan menyediakan seragam serta susu gratis bagi siswa SD dan SMP.
  • Pemerataan kesempatan belajar dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru.
  • Penyediaan pengobatan gratis bagi masyarakat dan menjadikan Tapsel sebagai pusat rujukan kesehatan di Tabagsel.
  • Pembukaan kembali Balai Latihan Kerja (BLK) untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja.

"Visi kami adalah 'Tapsel yang maju, berkelanjutan, dengan sumber daya unggul sejahtera,'" pungkas Dolly.

Ketua KPU Tapsel, Zulhajji Siregar, menyatakan bahwa debat publik ini merupakan metode kampanye yang penting bagi pasangan calon.

"Masing-masing pasangan calon menyampaikan visi dan misinya di hadapan seluruh warga Kabupaten Tapanuli Selatan, sehingga pada tanggal 27 November 2024, masyarakat dapat menentukan pilihannya berdasarkan informasi yang telah disampaikan," ujarnya.

Pilkada Tapsel 2024 diikuti oleh dua Paslon.

Paslon nomor urut 1, Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga, mendapat dukungan dari 12 partai politik, termasuk Golkar, Gerindra, dan PDIP.

Sementara itu, Paslon nomor urut 2, Dolly Pasaribu-Parulian Nasution, merupakan calon petahana yang berhasil lolos melalui jalur independen.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau