“Makanya saya bawa jalan-jalan di sekitar sini dulu. Kita juga khawatir dia terganggu karena banyak orang di sini,” ucap Anggiat.
Sebelum dibawa ke RS Jiwa dr Muhammad Ildrem, Kota Medan, pagi itu Henderson lebih dulu didoakan oleh pendeta dan keluarga di rumahnya.
Henderson tampak mengenakan kaus biru dan celana pendek saat dijemput mobil Dinas Sosial Pematangsiantar dari kediamannya.
Ia duduk di sebelah Anggiat di kursi belakang mobil.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A Pematangsiantar, S Malau, mengatakan, petugas membawa Henderson ke rumah sakit jiwa setelah ada rekomendasi dari kelurahan.
“Kalau biaya makan semua ditanggung di Rumah Sakit Jiwa Ildrem, karena itu kan milik pemerintah. Kalau ada kebutuhan keluarga itu diserahkan kepada keluarga lah,” ucap Malau.
Ia menyebut peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Dinsos Pematangsiantar sering menangani hal semacam ini, tapi tidak disampaikan ke media.
Di tempat yang sama, Lurah Pardamean, Sam Andre Situngkir, mengaku baru mengetahui ada warganya dikerangkeng setelah mendapat laporan.
Sam baru menjabat sebagai Lurah Pardamean tiga yang bulan lalu.
Setelah mendapat laporan, dia membuat surat keterangan tidak mampu untuk Henderson dan mengirimkan permohonan ke Dinas Sosial P3A Pematangsiantar.
Sam mengatakan, keluarga Henderson merupakan salah satu keluarga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Pematangsiantar.
“Kalau biaya semuanya ditanggung oleh pemerintah. Kalau misal pihak keluarga khawatir soal biaya, hubungi saya agar saya sampaikan ke dinas sosial,” ucap Sam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang