Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Tanya Blok Medan di Debat Pilkada, Bobby: Kami Tunggu Laporannya

Kompas.com, 6 November 2024, 22:38 WIB
Rahmat Utomo,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Debat calon gubernur Sumatera Utara antara Bobby Nasution dan Edy Rahmayadi berlangsung panas di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (6/11/2024). Keduanya saling singgung soal isu Blok Medan.

Seperti diketahui, Bobby sempat dikaitkan dengan kasus Blok Medan, usai namanya terucap di sidang kasus korupsi perizinan tambang mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba (AGK).

Debat bermula saat sesi tanya jawab kedua paslon. Awalnya moderator meminta Edy menanyakan soal isu penanaman modal ke Bobby. Lalu Edy meminta Bobby mengklarifikasi soal istilah Blok Medan yang kerap melekat dengan namanya.

Baca juga: Ketegangan Pendukung Edy-Hasan dan Bobby-Surya di Debat Kedua Pilkada Sumut

"Pasti sudah tahu tujuan arahan pertanyaan saya, ada tambang yang dilarang untuk diekspor tetapi ada tambang yang saya sayangkan Medan. Medan adalah salah satu kota di Sumut, saya tak rela nama Medan dipakai untuk di Maluku Utara," ujar Edy.

Kata Edy, Bobby harus mengklarifikasi ini karena sudah menjadi isu besar di masyarakat.

"Ini jadi isu nasional, isu internasiona ini, saya ingin ini diklarifikasi sehingga masyarakat Sumut tahu semua. Saya tidak mau menuduh karena saya mendengar dari pengadilan, pengadilan adalah sah, yang kedua dari media, dia berbicara Blok Medan, saya tidak mau itu disebutkan, katakan itu lah Blok Maluku," ujarnya.

Bobby kemudian merespons pertanyaan Edy. Dia mengatakan kalau menurut Edy hal itu melanggar hukum, maka silakan dilaporkan ke institusi yang berwenang menangani kasus itu.

"Kalau boleh mengutip perkataan Pak Edy, kalau merasa dari kami ada yang melanggar ya laporkan, Pak, kami tunggu laporannya. Laporkan ada mekanisme hukum ya melaporkan, silakan Pak ada penegak hukum jelas," ujar Bobby.

Menurut Bobby, seharusnya Edy melaporkan persoalan ini dulu ke institusi terkait, baru membawanya ke ranah debat. Bukan hanya dari membaca pemberitaan di media saja.

"Kalau Bapak belum laporkan, Bapak baca di media, dengar isu, Bapak nggak mau curiga, laporkan. Ini yang bisa kami sampaikan kalau ini yang Bapak perlukan untuk masyarakat Sumut," tandasnya.

Awal Muncul Blok Medan

Sebelumnya diberitakan, nama Bobby muncul saat Kepala Dinas ESDM Maluku Utara Suryanto Andili hadir sebagai saksi di sidang Abdul Ghani Kasuba (AGK). Di hadapan hakim, Suryanto menyebut AGK kerap menggunakan istilah Blok Medan saat mengurus izin usaha pertambangan di Maluku Utara.

Jaksa KPK, Andi Lesmana, lalu menanyakan asal istilah Blok Medan tersebut.

"Istilah itu merupakan nama perusahaan ataukah nama orang? Kenapa Medan?" ujar Andi Lesmana.

Suryanto menjawab bahwa istilah tersebut berkaitan dengan Bobby Nasution.

"Hanya itu saja yang saya tahu. Kalau tidak salah itu (istilah Blok Medan) Bobby Nasution," ujar Suryanto.

Baca juga: Bobby Sindir Edy soal Bus Listrik di Medan dalam Debat Kedua Pilkada Sumut

Jaksa kemudian menegaskan apakah Bobby yang dimaksud adalah Wali Kota Medan. "Iya, yang saya dengar begitu," ungkap Suryanto.

Dalam sidang, Suryanto juga tidak menampik bahwa dia pernah berkunjung ke Medan untuk bersilaturahmi dengan salah satu pengusaha dan membahas investasi di Maluku Utara.

"Ke sana untuk bercerita (terkait investasi) Pak Gubernur, saya hanya mendampingi saja," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau