MEDAN, KOMPAS.com - Penjabat Bupati Deli Serdang Wiriya Alrahman mengungkapkan, banjir bandang yang menerjang permukiman warga Desa Martelu, Kecamatan Sibolangit, akibat debit air hujan yang melebihi kapasitas sungai.
“Cuma memang curah hujan yang sangat besar di hulu, turun seketika, daya tampung sungai kecil tidak mampu, ini yang menyebabkan musibah ini,” kata Wiriya saat diwawancarai di lokasi pada Minggu (24/11/2024).
Dia menjelaskan, sungai kecil itu adalah tali air yang kerap kali dipakai masyarakat untuk mengairi sawah. Akibat kejadian tersebut, ada empat warga yang meninggal dan 13 orang luka-luka.
Baca juga: Kronologi Banjir Bandang yang Menewaskan 4 Orang di Deli Serdang
Wiriya menyebutkan, petugas dari Basarnas masih dikerahkan untuk mencari dua warga lainnya yang hilang. Di samping itu, pihaknya sedang fokus untuk menyediakan tempat penampungan, makan dan minum serta tenaga medis untuk para korban.
“Kita juga gunakan alat berat untuk menjaga aliran air yang ada. Ini sebagai langkah antisipasi kalau terulang lagi. Karena ini kan hujan masih terus. Tim dari BPBD, Dinas sosial, Dinas Kesehatan, dan lainnya sudah siap siaga,” ujar Wiriya.
Baca juga: BNPB: Korban Tewas Banjir Bandang di Deli Serdang 4 Orang
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, sejauh ini ada empat korban tewas dalam musibah banjir bandang itu. Yakni, Kartini Sitepu (65), Elsie Nadinda (3), Serta Ginting (81) dan Perdamenta (35).
"Dua warga lagi masih dinyatakan hilang antara lain, Budi Utama Simanjuntak (30) dan Gerge Barus (40)," ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (24/11/2024).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang