Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amarah Bernadetha hingga Ambil Mikrofon, Mimpi Kuliah Desainer Jalur Prestasi Pupus akibat Sekolah Lalai

Kompas.com, 7 Februari 2025, 18:57 WIB
Goklas Wisely ,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Amarah Bernadetha Maria Christy Manalu (17) meluap karena kesempatannya mendaftar ke Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) mesti kandas karena kelalaian sekolahnya, SMK Negeri 10 Medan.

Padahal, Bernadetha, siswa dari Jurusan Tata Busana ini, berkeinginan masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui jalur prestasi untuk menggapai mimpinya menjadi seorang desainer.

"Saya ingin sekali kuliah di UNY, mau ambil jurusan Tata Busana untuk memperdalam ilmu dan jadi desainer," kata Bernadetha saat diwawancarai di sekolah pada Kamis (6/2/2025).

Kini, ia terpaksa mengalami kenyataan pahit. Keinginannya itu mesti pupus karena kelalaian sekolah.

Baca juga: SMKN 10 Medan Minta Maaf 140 Siswa Gagal Ikut SNBP: Kami Lalai, Tak Bisa Prediksi Waktu

Namun, Bernadetha tak ingin pasrah begitu saja.

Ia bersama siswa yang senasib dengannya bersatu untuk memprotes sekolah. Pada Kamis pagi, dia bersama 139 siswa eligible berkumpul di lapangan basket sekolah.

Mereka mengenakan seragam sekolah dan membawa beberapa spanduk berisi keresahan dan sindiran kepada sekolah.

Sejumlah orangtua siswa yang kesal turut datang. Dengan pengeras suara, satu per satu siswa dan orangtua menyampaikan tuntutan serta meluapkan uneg-unegnya.

Siswa-siswa lain pun menyaksikan aksi mereka.

Baca juga: Orangtua: Jika Siswa Gagal Ikut SNBP, SMKN 10 Medan Harus Kuliahkan, Jangan Tumbalkan Anak-anak!

Setelah beberapa jam aksi, Pehulysa Sagala, Wakil Kepala Sekolah SMK N 1 Medan Bidang Kurikulum, hadir untuk berdialog dengan orangtua siswa dan siswa yang protes.

Dia menyampaikan permintaan maaf atas masalah yang terjadi.

"Untuk SNBP, kelalaian itu ada di kami. Kami minta maaf. Karena memang, kami tak bisa memprediksi waktu. Untuk itu, saya mewakili sekolah minta maaf," kata Pehulysa yang seketika dibalas dengan sorak-sorai dari massa aksi.

Pehulysa pun menyampaikan akan berupaya mengurus masalah tersebut ke Jakarta.

Tak puas dengan jawaban itu, Bernadetha berang. Ia lekas mengambil mikrofon dan berhadapan dengan Pehulysa.

Baca juga: Ratusan Siswa Gagal Daftar SNBP, Disdik Sumut Bakal Tegur SMKN 10 Medan

"Saya izin ya, Bu, saya ralat. Saya kemarin dengar jelas, di telinga saya, mungkin kami semua juga dengar, Bu," ujar Bernadetha.

"Ibu mengatakan coba kalian sadar diri apakah nilai kalian layak untuk SNBP. Apakah itu kata-kata dari seorang guru, Bu? Menjatuhkan mental murid, Bu," tambahnya.

Pehulysa menanggapi. Dia meminta maaf jika ada pernyataannya yang membuat siswa tersinggung.

Dia mengklarifikasi, kala itu sedang berbicara tentang SNBP dan UTBK ke siswa.

Baca juga: SMKN 10 Medan Ungkap Siswa Gagal Ikut SNBP karena E-Rapor Tak Terbaca PDSS

"Nah, di situ saya meluruskan bahwa, jika kalian masuk SNBP, belum tentu semuanya otomatis lulus," ucap Pehulysa.

Sebab, salah satu faktor lulus SNBP ialah nilai rapornya mesti naik atau minimal tetap.

Oleh karena itu, jika ada nilai rapornya yang naik turun, maka dianjurkan siswa itu mempersiapkan diri untuk mengikuti UTBK.

"Maksud saya seperti itu. Mungkin penyampaian saya, dalam pendengaran kalian, pesannya seolah-olah menjatuhkan. Tidak ada maksud saya seperti itu. Kalau kalian merasa niat saya menjatuhkan mental, saya minta maaf," ungkap Pehulysa.

Suara Orangtua

Tak lama, Bangun Sitohang selaku orangtua siswa angkat bicara. Bangun kembali menegaskan, apa solusi yang bisa diberikan sekolah.

Ia pun kukuh agar para siswa harus bisa mendaftar ke SNBP.

"Enggak usah lagi Bu, panjang-panjang cerita kepada anak-anak ini. Yang perlu bagi kami sekarang, beri jaminan ke anak-anak ini bisa ikuti SNBP," ujar Bangun.

Terakhir, orangtua siswa, guru, dan siswa melakukan mediasi di dalam ruangan.

Hasilnya, perwakilan dari orangtua, siswa, dan sekolah akan berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).

Bernadetha Maria Christy Manalu (17) saat diwawancarai di SMK N 10 Medan pada Kamis (6/2/2025). Kala itu, dia bersama ratusan siswa lainnya menggelar demonstrasi karena gagal daftar SNBP akibat kelalaian sekolah. KOMPAS.com/GOKLAS WISELY Bernadetha Maria Christy Manalu (17) saat diwawancarai di SMK N 10 Medan pada Kamis (6/2/2025). Kala itu, dia bersama ratusan siswa lainnya menggelar demonstrasi karena gagal daftar SNBP akibat kelalaian sekolah.

"Tujuannya untuk memastikan dibukanya kembali link pengisian PDSS agar bisa mendaftar SNBP," ujar Bangun saat membacakan hasil kesepakatan dengan sekolah.

Akar Masalah

Menurut Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Sumut Wilayah I, Duta Syailendra, akar masalah ini terletak pada pihak sekolah yang kurang mengantisipasi terjadinya error saat menginput data.

Ia menguraikan, pada dasarnya ada dua metode untuk menginput data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yakni sistem manual dan e-rapor.

Dalam persoalan ini, SMKN 10 Medan mengambil langkah e-rapor.

Sayangnya, pihak sekolah melakukan finalisasi data e-rapor pada 30 Januari 2025, satu hari sebelum deadline.

Alhasil, ketika data e-rapor semester V siswa tak terbaca sistem PDSS, pihak sekolah tak memiliki waktu untuk melakukan perbaikan.

"Tentu saya kecewa melihat ini. Ini kan antisipasi yang kurang. Kalau seminggu sebelum diinput, antisipasinya kan bisa dilakukan," ungkap Duta saat diwawancarai di SMK N 10 Medan.

Bangun Sitohang, orangtua siswa, saat membacakan surat kesepakatan dengan pihak SMK Negeri 10 Medan terkait gagalnya ratusan siswa mendaftar ke SNBP karena masalah penginputan data di lapangan basket SMK Negeri 10 Medan pada Kamis (6/2/2025). KOMPAS.com/GOKLAS WISELY Bangun Sitohang, orangtua siswa, saat membacakan surat kesepakatan dengan pihak SMK Negeri 10 Medan terkait gagalnya ratusan siswa mendaftar ke SNBP karena masalah penginputan data di lapangan basket SMK Negeri 10 Medan pada Kamis (6/2/2025).

Lantas, Bagaimana Solusinya?

Hari ini, Jumat (7/2/2025), pihak sekolah, orangtua siswa, Dinas Pendidikan Sumut, dan siswa kembali melakukan mediasi di aula SMKN 10 Medan untuk menyelesaikan masalah gagal daftar SNBP.

Bangun yang turut hadir dalam pertemuan itu, menerangkan hasil kesepakatannya, pihak sekolah sendiri yang akan pergi ke Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut dengan panitia SNPMB.

Sementara itu. siswa dan orangtua siswa akan menunggu hasil dari pertemuan itu.

Adapun jika tidak menemukan jalan keluar, dia menuntut agar sekolah menguliahkan siswa yang gagal daftar SNBP sampai tamat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau