“Saya tadi sampaikan, yang belum selesai itu harus diselesaikan. Saya setuju dibuka untuk umum, bukan diresmikan. Dibuka untuk umum, tetapi pengerjaannya masih belum selesai,” katanya.
Dalam sambutannya, Bobby Nasution menegaskan bahwa Lapangan Merdeka merupakan tempat bersejarah dengan luas 4,88 hektare.
Tempat ini menjadi lokasi pertama pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara.
Ia berharap kehadiran Lapangan Merdeka yang telah direvitalisasi dapat menjadi ruang terbuka hijau bagi masyarakat untuk bersantai.
“Karena tempat ini masih dikelilingi pohon-pohon yang tidak kami bongkar sama sekali,” ujarnya.
Revitalisasi Lapangan Merdeka mencakup pembangunan hamparan lapangan, panggung rakyat, Monumen Proklamasi Kemerdekaan, serta pepohonan trembesi di sekelilingnya.
Selain itu, juga dibangun basement dua lantai yang difungsikan untuk tempat parkir kendaraan, area komersial, museum kota, serta bioskop.
Basement tersebut dirancang mampu menampung 425 mobil dan 300 sepeda motor, sekaligus menjadi tempat parkir bagi pekerja kantor di pusat kota.
Bobby juga menyebut bahwa revitalisasi ini dapat membantu menggerakkan perekonomian Medan dengan menyediakan tenant-tenant bagi para pelaku usaha lokal.
Namun, ia menegaskan bahwa pengelolaan basement dan fasilitas lainnya akan diserahkan kepada Wali Kota Medan yang baru.
Di akhir pernyataannya, Bobby meminta kepada dinas terkait agar segera menyelesaikan sisa pekerjaan revitalisasi, khususnya di area basement.
"Terakhir saya minta kepada pimpinan OPD, khususnya Perkim dan OPD yang terkait, kalau ada hal-hal yang perlu dirapikan lagi, tolong dirapikan, diselesaikan betul-betul," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang