Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Melejit, Pembelian Meningkat Pesat di Karo

Kompas.com, 16 April 2025, 10:13 WIB
Hendri Setiawan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KARO, KOMPAS.com - Harga logam mulia emas terus mengalami tren fluktuatif dan cenderung mengalami peningkatan sejak beberapa pekan terakhir.

Berdasarkan sejumlah data yang didapat, seperti dari laman PT Antam Tbk, harga emas per gram masih dijual di angka Rp 1.896.000 dan harga beli Rp 1.955.000 per gram.

Melihat harga emas yang terus mengalami tren baik, banyak masyarakat yang saat ini memilih untuk berinvestasi ke logam mulia emas.

Karena diperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, harga emas masih terus naik sehingga menjadi pilihan investasi yang bijak bagi masyarakat untuk memilih investasi ke logam mulia emas.

Baca juga: Ramai Diburu Warga, Stok Emas Batangan di Palembang Kosong

Seperti yang dirasakan di Kabupaten Karo, meskipun harga emas saat ini masih terus mengalami kenaikan, permintaan pembelian emas di beberapa toko emas di Kabupaten Karo menunjukkan tren lonjakan pembelian.

Seperti yang ada di salah satu toko emas di kawasan Pusat Pasar Berastagi, sejak pagi hingga sore hari sudah menerima puluhan pembeli emas.

"Malah naik begini harganya semakin banyak orang beli, bukan semakin banyak yang jual. Paling adalah yang jual satu-satu, itu pun untuk kebutuhan mendesak. Kebanyakan orang kalau tidak beli, gadai di tempat kami," ujar salah satu pemilik toko emas di Berastagi, Aditia Sesi Perangin-Angin, Rabu (16/4/2025).

Saat dijumpai di toko miliknya, Aditia mengungkapkan, selama kurang lebih satu bulan terakhir, harga emas di Kabupaten Karo mengalami peningkatan pesat.

Baca juga: Minat Warga Beli Emas Meningkat, Pegadaian Purwokerto Sampai Harus Batasi Nomor Antrean

Ia menjelaskan di tokonya sendiri, emas jenis London Lantakan dibanderol seharga Rp 1.830.000 dan emas Antam seharga Rp 1.940.000.

"Belakangan ini sedang naik harga emas ini. Sekitar sebulan terakhir, untuk harga saat ini lantakan sebelumnya Rp 1.690.000 naik Rp 140.000. Untuk Antam, sekarang Rp 1.940.000 sebelumnya Rp 1.820.000," ucapnya.

Aditia mengungkapkan, dirinya melihat jika selama kurang lebih satu bulan terakhir peningkatan berada di angka 30 persen.

Melihat tingginya animo masyarakat, dirinya melihat jika masyarakat Kabupaten Karo sudah paham akan situasi global dan memilih berinvestasi emas.

"Terus meningkat ini, harga emas. Ini pun kami belanja terus. Jadi trennya sekarang masyarakat lebih bagus pegang emas dibanding pegang uang," katanya.

Reaksi Pembeli

Salah seorang pembeli emas, Suasanti Sembiring, mengaku memilih untuk berinvestasi emas karena dianggap investasi ini sangat menguntungkan dibanding investasi ke tanah atau menabung.

Baca juga: Harga Emas Meroket, Apakah Masih Tepat untuk Membeli?

"Kami beli emas karena emas pasti naik, turun jarang, dan kalau kami butuh dana prosesnya lebih cepat, dan yang pasti menguntungkan," ucap Suasanti Sembiring saat ditanya.

Dia mengaku melihat tingginya harga emas sangat menguntungkan baginya yang kerap kali menyisihkan uang untuk membeli emas.

"Ya kayak saya, kemarin beli emas masih harga tiga jutaan, saat ini kalau kujual sudah enam juta, sudah untung saya tiga juta, kan?" ucapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau