MEDAN, KOMPAS.com - Kasus dua anggota pemadam kebakaran (damkar) di Deli Serdang yang dipukuli saat memadamkan api di pabrik briket arang PT HMMS memasuki babak baru.
Korban Maulana alias Raja telah melaporkan insiden yang dialaminya ke Polresta Deli Serdang, Selasa (22/4/2025).
Kepala Bidang Damkar, Dinas Damkar dan Penyelamatan Deli Serdang, Anwar Siregar, mengatakan laporan telah diterima pihak kepolisian dengan nomor LP/B/362/IV/2025/SPKT/POLRESTADELISERDANG/POLDASUMATERAUTARA.
"Ada dua yang dilaporkan atas nama Rucas dan Bandot yang mengaku sebagai pemilik perusahaan," ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Rabu (23/4/2025).
Baca juga: Detik-detik Petugas Damkar Deli Serdang Dipukuli Saat Padamkan Kebakaran Pabrik Arang
Anwar mengatakan, diduga keduanya ini yang melakukan penganiayaan terhadap Maulana dan anggota Damkar yang lain, Aji, saat proses pemadaman api di pabrik tersebut.
Terpisah, Kasatreskrim Polres Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, membenarkan laporan tersebut.
Dia mengatakan, pihaknya kini tengah menyelidiki kasus tersebut.
"Laporan sudah kami terima kemarin, (kasus ini) masih dalam proses penyelidikan," ujar Risqi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat.
Baca juga: Petugas Damkar Dililit Ular Sanca 3 Meter Saat Proses Evakuasi di Kolam Ikan Warga Jambi
Sebelumnya, Anwar mengatakan kasus pemukulan yang dialami anggotanya terjadi Sabtu (19/2/2025).
Bermula saat pihaknya mendapatkan panggilan darurat untuk memadamkan api di lokasi pabrik yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa, pada pukul 22.04 WIB.
"Sampailah kami di lokasi jam 22.15 WIB. Begitu sampai mobil Damkar pertama, tidak langsung menyemprot karena masih kami lihat ada korsleting listrik dan ada ledakan-ledakan, tidak berani anggota menyiram," ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (22/4/2025).
Petugas meminta agar aliran listrik diputus terlebih dahulu, tetapi pihak pabrik mendesak agar api segera disemprot.
"Lalu mereka meyakinkan kami, kalau aliran listrik sudah diputus. Siramlah cepat, nanti marak apinya'," kata Anwar menirukan ucapan pihak keamanan pabrik.
Namun, saat mulai menyemprotkan air, salah satu petugas Damkar malah tersetrum karena ternyata masih ada aliran listrik yang aktif.
Baca juga: Cincin Besi di Jari Balita Tak Bisa Dilepas, Ibunya Panik Bawa ke Petugas Damkar
"Ada anggota kami kena sengatan listrik, untung bisa dilepasnya kepala selang itu. Gara-gara tersetrum, merah dan kuning kaki petugas kami," ungkapnya.
Meski ada insiden itu, proses pemadaman tetap berjalan.
Namun, karena kondisi pabrik yang sempit dan berisi bahan mudah terbakar, api sulit dikendalikan.
Sementara air dari mobil Damkar pertama hampir habis sehingga mobil kedua didatangkan untuk menyuplai air.
Dalam situasi genting itu, pihak pengelola pabrik justru memprovokasi petugas.
"Mereka anggap mobil kedua yang datang itu tidak bekerja, mereka lalu bilang, 'ah rusak ya mobil yang kalian kirim ini, bakar saja.' Jadi, tetap ada yang memprovokasi," ujar Anwar.
Puncaknya terjadi saat petugas mencoba menyedot air dari rawa-rawa menggunakan mesin pompa cadangan, yang ternyata rusak.
Di tengah situasi tersebut, terjadi adu mulut antara petugas Damkar dan pihak keamanan pabrik.
"Karena saling menjawab-menjawab, dipukul orang itu langsung anggota kami, Aji. Itu pukulannya dari samping, tidak tahu anggota itu. Baru yang kedua dipukul namanya si Raja. Raja ini sempat melihat pelaku karena dia dipukul dari depan," ucap Anwar.
Raja, yang menjadi korban pemukulan paling parah, mengaku dipukul tiga kali oleh tiga orang berbeda.
"Namun saat jalan dia dari rawa-rawa menuju balik ke mobil pemadam, tiba-tiba dipukul dari belakang, dipukul lagi. Jadi, dia yang paling parah," ujar Anwar.
Meski mengalami kekerasan, petugas tetap berupaya memadamkan api.
Total lima unit mobil Damkar dikerahkan hingga akhirnya api berhasil dipadamkan.
Akibat kejadian ini, kedua petugas mengalami luka di bagian leher, wajah, dan kaki.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang