Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Damkar Deli Serdang Dipukuli Saat Padamkan Api, Lapor Polisi

Kompas.com, 23 April 2025, 16:29 WIB
Rahmat Utomo,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus dua anggota pemadam kebakaran (damkar) di Deli Serdang yang dipukuli saat memadamkan api di pabrik briket arang PT HMMS memasuki babak baru.

Korban Maulana alias Raja telah melaporkan insiden yang dialaminya ke Polresta Deli Serdang, Selasa (22/4/2025).

Kepala Bidang Damkar, Dinas Damkar dan Penyelamatan Deli Serdang, Anwar Siregar, mengatakan laporan telah diterima pihak kepolisian dengan nomor LP/B/362/IV/2025/SPKT/POLRESTADELISERDANG/POLDASUMATERAUTARA.

"Ada dua yang dilaporkan atas nama Rucas dan Bandot yang mengaku sebagai pemilik perusahaan," ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Rabu (23/4/2025).

Baca juga: Detik-detik Petugas Damkar Deli Serdang Dipukuli Saat Padamkan Kebakaran Pabrik Arang

Anwar mengatakan, diduga keduanya ini yang melakukan penganiayaan terhadap Maulana dan anggota Damkar yang lain, Aji, saat proses pemadaman api di pabrik tersebut.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, membenarkan laporan tersebut.

Dia mengatakan, pihaknya kini tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Laporan sudah kami terima kemarin, (kasus ini) masih dalam proses penyelidikan," ujar Risqi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat.

Baca juga: Petugas Damkar Dililit Ular Sanca 3 Meter Saat Proses Evakuasi di Kolam Ikan Warga Jambi

Sebelumnya, Anwar mengatakan kasus pemukulan yang dialami anggotanya terjadi Sabtu (19/2/2025).

Bermula saat pihaknya mendapatkan panggilan darurat untuk memadamkan api di lokasi pabrik yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa, pada pukul 22.04 WIB.

"Sampailah kami di lokasi jam 22.15 WIB. Begitu sampai mobil Damkar pertama, tidak langsung menyemprot karena masih kami lihat ada korsleting listrik dan ada ledakan-ledakan, tidak berani anggota menyiram," ujar Anwar saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (22/4/2025).

Petugas meminta agar aliran listrik diputus terlebih dahulu, tetapi pihak pabrik mendesak agar api segera disemprot.

"Lalu mereka meyakinkan kami, kalau aliran listrik sudah diputus. Siramlah cepat, nanti marak apinya'," kata Anwar menirukan ucapan pihak keamanan pabrik.

Namun, saat mulai menyemprotkan air, salah satu petugas Damkar malah tersetrum karena ternyata masih ada aliran listrik yang aktif.

Baca juga: Cincin Besi di Jari Balita Tak Bisa Dilepas, Ibunya Panik Bawa ke Petugas Damkar

"Ada anggota kami kena sengatan listrik, untung bisa dilepasnya kepala selang itu. Gara-gara tersetrum, merah dan kuning kaki petugas kami," ungkapnya.

Meski ada insiden itu, proses pemadaman tetap berjalan.

Namun, karena kondisi pabrik yang sempit dan berisi bahan mudah terbakar, api sulit dikendalikan.

Sementara air dari mobil Damkar pertama hampir habis sehingga mobil kedua didatangkan untuk menyuplai air.

Dalam situasi genting itu, pihak pengelola pabrik justru memprovokasi petugas.

"Mereka anggap mobil kedua yang datang itu tidak bekerja, mereka lalu bilang, 'ah rusak ya mobil yang kalian kirim ini, bakar saja.' Jadi, tetap ada yang memprovokasi," ujar Anwar.

Baca juga: Detik-detik Damkar Selamatkan Bayi Terkunci Didalam Mobil, Berhasil Dikeluarkan dalam Kondisi Tertidur Lelap

Puncaknya terjadi saat petugas mencoba menyedot air dari rawa-rawa menggunakan mesin pompa cadangan, yang ternyata rusak.

Di tengah situasi tersebut, terjadi adu mulut antara petugas Damkar dan pihak keamanan pabrik.

"Karena saling menjawab-menjawab, dipukul orang itu langsung anggota kami, Aji. Itu pukulannya dari samping, tidak tahu anggota itu. Baru yang kedua dipukul namanya si Raja. Raja ini sempat melihat pelaku karena dia dipukul dari depan," ucap Anwar.

Raja, yang menjadi korban pemukulan paling parah, mengaku dipukul tiga kali oleh tiga orang berbeda.

"Namun saat jalan dia dari rawa-rawa menuju balik ke mobil pemadam, tiba-tiba dipukul dari belakang, dipukul lagi. Jadi, dia yang paling parah," ujar Anwar.

Meski mengalami kekerasan, petugas tetap berupaya memadamkan api.

Total lima unit mobil Damkar dikerahkan hingga akhirnya api berhasil dipadamkan.

Akibat kejadian ini, kedua petugas mengalami luka di bagian leher, wajah, dan kaki.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau