MEDAN, KOMPAS.com - Polisi mengungkapkan bahwa bayi yang jasadnya sempat dikirim menggunakan jasa ojek online di Kota Medan sempat mengalami sakit akibat lahir prematur dan kekurangan gizi. Bayi tersebut bahkan sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Bayi itu sempat sakit karena lahir prematur dan kurang gizi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Arif Setyawan kepada *Kompas.com* melalui sambungan telepon pada Jumat (9/5/2025).
Bayu menjelaskan bahwa ibu dari bayi tersebut berinisial NH, yang sehari-hari bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). NH mengaku belum mengetahui siapa ayah biologis dari anak yang dilahirkannya.
Baca juga: Ibu Kirim Mayat Bayi via Ojol ke Pemakaman Mengaku Jalin Hubungan Inses
Namun, NH menyebut memiliki hubungan asmara dengan seorang pria berinisial R. Polisi pun berencana melakukan tes DNA untuk memastikan apakah bayi itu adalah hasil hubungan antara NH dan R.
Sementara itu, Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan menjelaskan NH melahirkan bayi tersebut pada 3 Mei 2025 di rumahnya yang terletak di kawasan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan.
"Dia melahirkan dan merawat bayi itu sendiri. Lalu bayinya sakit dan diantar ke rumah sakit," ucap Gidion.
Namun karena keterbatasan ekonomi, bayi itu dibawa pulang kembali ke rumah. Tak lama kemudian, bayi tersebut meninggal dunia pada 7 Mei 2025.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Bayi yang Dikirim Dalam Kardus Pakai Ojol Sempat Dirawat di RS
"Terus kembali dibawa kembali ke rumah karena keterbatasan ekonomi. Bayi meninggal 7 Mei," sambung Gidion.
Keesokan harinya, R berinisiatif untuk membuang jenazah bayi tersebut dengan cara memasukannya ke dalam kardus dan mengirimkannya menggunakan jasa ojek online.
Paket tersebut ditujukan ke area pemakaman umum di Jalan Kapten Muchtar Basri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang