Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan di Pasar Horas, Pedagang Pingsan Saat Demo Unjuk Rasa

Kompas.com, 10 Juni 2025, 17:38 WIB
Teguh Pribadi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pedagang Pasar Horas Jaya di depan Gedung IV Pasar Horas, Jalan Merdeka, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, pada Selasa (10/6/2025) siang, nyaris ricuh.

Pedagang yang tergabung dalam Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H) memblokade jalan, menyebabkan satu orang pedagang pingsan dan arus kendaraan terhenti total.

Dalam aksi tersebut, sejumlah pedagang membawa toa dan meminta agar jalan yang ditutup segera dibuka.

Mereka bahkan berusaha menggeser barrier yang dijaga oleh polisi. "Kami punya izin aksi karena pihak kepolisian menjamin ketertiban umum di sini. Kami sudah izin aksi unjuk rasa sampai jam empat," kata Koordinator aksi KP2H Agus BM Butarbutar melalui pengeras suara.

Baca juga: 440 PKL di Pasar Talang Banjar Jambi Akan Direlokasi, Dapat Lapak Gratis 6 Bulan

Kericuhan nyaris terjadi saat salah satu peserta aksi jatuh pingsan.

Pedagang lainnya berusaha membuka barrier yang menutup jalan untuk pengalihan arus lalu lintas, sehingga kendaraan bermotor terjebak dalam kemacetan.

Nobel Marpaung dari Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P3B) menyayangkan aksi unjuk rasa tersebut karena mengganggu akses ke pasar. "Pedagang yang lain jadi terganggu. Jadi kami minta jangan menutup jalan," ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi melakukan pertemuan dengan asosiasi pedagang Pasar Horas Jaya di rumah dinasnya pada Rabu (4/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa Pemkot Pematangsiantar berupaya membangun Gedung IV Pasar Horas melalui bantuan Pemprov Sumut. "Proposal kita sudah sampai di Pemerintah Provinsi. Bulan lalu telah sampai kepada Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumut. Namun di luar itu, kita tetap berupaya," jelas Wesly.

Baca juga: Wamen HAM Dorong Penyelesaian Konflik Agraria di Pematangsiantar, Petani Masih Dapat Intimidasi

Saat ini, Pemko Pematangsiantar masih menunggu perkembangan dari Gubernur Sumut terkait Gedung IV Pasar Horas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Pematangsiantar, Sofian Purba, menambahkan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan pembongkaran Gedung IV dengan waktu selama dua bulan, diikuti dengan pembangunan kios darurat agar pedagang dapat berjualan kembali.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pematangsiantar, Zainal Siahaan, menegaskan bahwa pembangunan Gedung IV Pasar Horas telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Kami berkomitmen untuk membangun Pasar Horas yang nyaman dan bersih," kata Zainal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau