Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tradisional Pematangsiantar Demo Tolak Perobohan Gedung IV Pasar Horas

Kompas.com, 13 Juni 2025, 20:15 WIB
Teguh Pribadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang tradisional berunjuk rasa menolak perobohan Gedung IV Pasar Horas Jaya di Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Perobohan gedung tersebut direncanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar karena kondisi gedung dinyatakan tidak layak pakai setelah kebakaran yang terjadi pada Minggu, (22/9/2024). 

Unjuk rasa yang diorganisir Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H) ini berlangsung di Balai Kota Pematangsiantar, Jalan Merdeka, Jumat (13/6/2025).

Baca juga: Istri Dilempar Kursi dan Diancam Pisau, Pria di Pematangsiantar Ditangkap Polisi

Koordinator aksi, Agus BM Butarbutar mengungkapkan, penolakan ini disebabkan oleh ketidakpastian anggaran pembangunan gedung setelah perobohan.

“Kami tidak mau setelah gedung IV dirobohkan tidak ada kepastian pembangunan, karena banyak gedung mangkrak di kota ini,” kata Agus.

Setelah kebakaran, Pemkot Pematangsiantar menetapkan status darurat bencana non-alam.

Baca juga: Tanggapi Bobby Terapkan 5 Hari Sekolah, Orangtua di Pematangsiantar Khawatir Banyak Libur

Pedagang diperbolehkan untuk berjualan di bahu Jalan Merdeka di depan Gedung IV dengan menggunakan kios darurat.

Salah seorang pedagang, Martha Tampubolon menuturkan, mereka merasa khawatir dan tidak tenang berjualan di lokasi tersebut.

Ia meminta Pemkot Pematangsiantar untuk menjamin keamanan dan kejelasan pembangunan gedung pasca-kebakaran.

“Selama ini kami tidak pernah tenang berjualan. Sebentar-sebentar mau dirobohkan. Kalau jelas anggaran pembangunan untuk gedung IV, kami siap direlokasi,” ucapnya.

Menanggapi aspirasi para pedagang, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Pematangsiantar, Junaidi Antonius Sitanggang, menyatakan bahwa pembangunan gedung IV masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Junaidi menjelaskan, pedagang juga dilibatkan dalam rapat RPJMD dan perobohan gedung direncanakan karena kondisinya yang tidak layak pakai pasca-kebakaran.

“Setelah dirobohkan dan diratakan, akan dibangun lapak dagang yang juga disiapkan dengan listrik, air, dan CCTV untuk pedagang. Itu gratis. Kemudian akan direncanakan pembangunan gedung,” kata Junaidi.

Ia menambahkan bahwa pedagang diperbolehkan berjualan di bahu jalan karena status darurat bencana non-alam setelah kebakaran gedung.

Namun, untuk mengurangi risiko, pihaknya tidak ingin membiarkan pedagang berlama-lama berjualan di tepi jalan tersebut karena tempatnya dianggap tidak layak.

“Ada status darurat bencana dan di sana ada jangka waktunya. Untuk mengurangi risiko, kami tidak boleh membiarkan pedagang berjualan di tepi jalan,” ucap Junaidi.

Mendengar penjelasan tersebut, para pengunjuk rasa merasa tidak puas dan menuntut garansi dari Wali Kota Pematangsiantar untuk pembangunan gedung. Massa akhirnya meninggalkan Balai Kota.

“Tidak ada garansi yang kami terima. Kami meminta Wali Kota yang memberikan pernyataan,” kata Agus.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau