SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Sebanyak puluhan kepala keluarga (KK) di perumahan Graha Dimensi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menunggak pembayaran air PDAM Tirta Lihou selama hampir dua tahun.
Penunggakan ini disebabkan oleh ketidakcukupan pasokan air bersih yang diterima warga.
Direktur Utama PDAM Tirta Lihou, Dodi Mandalahi, beserta Jaksa bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Kejari Simalungun, mendatangi lokasi untuk menagih pembayaran dari pelanggan.
Baca juga: Puluhan Petani Blokade Pembangunan Jalur Pipa PDAM di Pacet Bandung
Namun, upaya tersebut memicu emosi warga di perumahan yang terletak di Jalan Baru, Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas.
Salah seorang pelanggan, Thompson Tampubolon, mengungkapkan kekecewaannya.
"Kemarin sore mereka datang menagih, warga di sini mengamuk. Kami bukan tidak mau bayar, tapi bagaimana dengan fasilitas air kami? Kenapa tidak diputus dari dulu, sementara ini sudah dua tahun tidak bayar?" ungkap Thompson saat ditemui di kediamannya, Rabu (25/6/2025) petang.
Baca juga: Kebakaran Perumahan Guru SD di Simalungun, 4 Rumah Hangus
Thompson menjelaskan, sejak dua tahun lalu, distribusi air ke perumahan sering mengalami gangguan, air keruh, bahkan terdapat cacing.
Warga kemudian mendatangi bak penampungan dari sumber mata air Tambun yang dikelola PDAM Tirta Lihou UPT Karang Sari.
Ia menambahkan, kondisi fasilitas yang ada sangat tidak memadai.
"Pipa distribusi dari mata air itu melewati sungai. Jika ada yang membuang racun ke sungai dan pipanya bocor, semua orang di perumahan ini bisa terancam," tegasnya.
Selain masalah fasilitas dan kualitas air, warga juga mengeluhkan kebijakan perubahan kategori pelanggan yang dilakukan oleh direksi, padahal perumahan tersebut seharusnya mendapatkan subsidi.
Akibat kondisi tersebut, warga akhirnya mendirikan sumur bor secara swadaya.
Thompson mengungkapkan, ia membayar tagihan air setiap bulannya tergantung pemakaian, berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 90.000.
"Karena fasilitas dan kualitas airnya tidak baik, makanya kami keberatan," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Dodi Mandalahi menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan perbaikan pada sumber mata air yang dikeluhkan oleh warga.