Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Siswa Sekolah Rakyat di Medan Mundur, Kepsek: Faktor Orangtua

Kompas.com, 6 Agustus 2025, 14:51 WIB
Cristison Sondang Pane,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan yang tinggal di asrama Kementerian Sosial Sentra Bahagia, Jalan Willem Iskandar, Kota Medan, Sumatera Utara, mengundurkan diri dari sekolah.

Kepala SRMP 2 Medan, Maragoti menjelaskan, permasalahan di lingkungan keluarga menjadi faktor utama di balik keputusan mundurnya siswa tersebut.

"Ini memang lebih ke faktor orangtuanya. Si ayah bersikeras anaknya sekolah di SR, supaya semua gratis. Sedangkan ibunya tidak," ungkap Maragoti dalam wawancara di kantornya, Rabu (6/8/2025).

Maragoti menambahkan, keluarga siswa tersebut memenuhi kriteria pendidikan di Sekolah Rakyat, meskipun anak tersebut sebelumnya pernah belajar di sekolah swasta di Medan.

Sayangnya, anak tersebut sudah beradaptasi dengan lingkungan di SR.

Baca juga: Sekolah Rakyat Palangka Raya Antisipasi Siswa Kabur karena Tidak Betah di Asrama

Siswa Kabur dari Sekolah Rakyat

Akibat konflik keluarga ini, ibunya sering datang ke sentra untuk menjenguk anaknya, bahkan sering menangis meminta agar anaknya pulang.

Pihak sekolah berusaha mempertahankan siswa tersebut dengan memberikan pandangan dan saran.

Namun, siswa itu akhirnya kabur dari asrama dan pulang ke rumah.

"Syukurnya si anak selamat sampai ke rumah sendiri. Rumahnya relatif dekat dengan Sekolah Rakyat," tutur Maragoti seraya mengatakan, jika anak tersebut tidak sampai rumah, pihak sekolah pasti akan disalahkan.

Baca juga: Gedung Islamic Center Kendal Diajukan Jadi Lokasi Rintisan Sekolah Rakyat

Setelah kabur, wali kelas dan wali asrama menjemput siswa tersebut untuk dibawa kembali ke asrama.

Siswa tersebut terus mendapatkan pembinaan, tetapi dua hari kemudian dia kabur lagi.

"Tapi syukurlah ditemukan guru kita, terlihat berada di luar gerbang. Karena kondisi orangtua yang bertolak belakang, terakhir anak tidak lanjut. Minat belajar anak pun terganggu," ujar Maragoti.

Anak berusia 15 tahun itu juga sempat menyampaikan keinginannya untuk keluar kepada Kepala Sekolah, dengan alasan ingin membantu ibunya karena adik-adiknya tidak turut membantu.

"Itu saja keluhan setiap hari. Pada akhirnya, kita hadirkanlah orangtuanya hari Minggu kemarin, kita jelaskan. Terakhir mundurlah," jelas Maragoti, seraya menambahkan bahwa proses pencarian pengganti siswa yang mundur masih berlangsung.

Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah kini mengetatkan penjagaan dengan menambah petugas keamanan dan membatasi jam kunjungan orangtua menjadi satu kali dalam sebulan, mulai Agustus 2025.

SRMP 2 Medan resmi dimulai pada Senin (14/7/2025) lalu, dengan total 100 siswa yang tinggal di asrama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau