MEDAN, KOMPAS.com - Seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan yang tinggal di asrama Kementerian Sosial Sentra Bahagia, Jalan Willem Iskandar, Kota Medan, Sumatera Utara, mengundurkan diri dari sekolah.
Kepala SRMP 2 Medan, Maragoti menjelaskan, permasalahan di lingkungan keluarga menjadi faktor utama di balik keputusan mundurnya siswa tersebut.
"Ini memang lebih ke faktor orangtuanya. Si ayah bersikeras anaknya sekolah di SR, supaya semua gratis. Sedangkan ibunya tidak," ungkap Maragoti dalam wawancara di kantornya, Rabu (6/8/2025).
Maragoti menambahkan, keluarga siswa tersebut memenuhi kriteria pendidikan di Sekolah Rakyat, meskipun anak tersebut sebelumnya pernah belajar di sekolah swasta di Medan.
Sayangnya, anak tersebut sudah beradaptasi dengan lingkungan di SR.
Baca juga: Sekolah Rakyat Palangka Raya Antisipasi Siswa Kabur karena Tidak Betah di Asrama
Akibat konflik keluarga ini, ibunya sering datang ke sentra untuk menjenguk anaknya, bahkan sering menangis meminta agar anaknya pulang.
Pihak sekolah berusaha mempertahankan siswa tersebut dengan memberikan pandangan dan saran.
Namun, siswa itu akhirnya kabur dari asrama dan pulang ke rumah.
"Syukurnya si anak selamat sampai ke rumah sendiri. Rumahnya relatif dekat dengan Sekolah Rakyat," tutur Maragoti seraya mengatakan, jika anak tersebut tidak sampai rumah, pihak sekolah pasti akan disalahkan.
Baca juga: Gedung Islamic Center Kendal Diajukan Jadi Lokasi Rintisan Sekolah Rakyat
Setelah kabur, wali kelas dan wali asrama menjemput siswa tersebut untuk dibawa kembali ke asrama.
Siswa tersebut terus mendapatkan pembinaan, tetapi dua hari kemudian dia kabur lagi.
"Tapi syukurlah ditemukan guru kita, terlihat berada di luar gerbang. Karena kondisi orangtua yang bertolak belakang, terakhir anak tidak lanjut. Minat belajar anak pun terganggu," ujar Maragoti.
Anak berusia 15 tahun itu juga sempat menyampaikan keinginannya untuk keluar kepada Kepala Sekolah, dengan alasan ingin membantu ibunya karena adik-adiknya tidak turut membantu.
"Itu saja keluhan setiap hari. Pada akhirnya, kita hadirkanlah orangtuanya hari Minggu kemarin, kita jelaskan. Terakhir mundurlah," jelas Maragoti, seraya menambahkan bahwa proses pencarian pengganti siswa yang mundur masih berlangsung.
Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah kini mengetatkan penjagaan dengan menambah petugas keamanan dan membatasi jam kunjungan orangtua menjadi satu kali dalam sebulan, mulai Agustus 2025.
SRMP 2 Medan resmi dimulai pada Senin (14/7/2025) lalu, dengan total 100 siswa yang tinggal di asrama.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang