MEDAN, KOMPAS.com - UN (31), seorang ibu rumah tangga di Kota Binjai, tak menyangka mantan kekasihnya, inisial RS (24), menjadi terduga pelaku yang mencuri uangnya dari ATM senilai Rp 83 juta.
Kini, UN telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Binjai Utara.
UN menceritakan bahwa ia telah mengenal RS melalui adik sepupunya sejak November 2024.
Seiring berjalannya waktu, ibu dari satu anak ini pun berkomunikasi intens dengan RS dan menjalin asmara.
Namun, hubungan itu berujung kandas bulan lalu.
Baca juga: Penjelasan Polisi di Binjai Tetapkan Anak Pemandi Jenazah Jadi Tersangka Penganiayaan
"Tapi, kami tetap berkomunikasi waktu itu. Nah, Minggu 3 Agustus, anak saya sakit dan dirawat di RSU Sylvani. Di situ, dia masih membantu untuk mengurus anak saya," ujar UN kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Selasa (12/9/2025).
Minggu siang, RS pun pergi dari rumah sakit.
Besok sorenya, saat hendak membayar biaya perawatan anak, UN mendapati kartu ATM-nya sudah tidak ada.
Namun, UN masih berpikir bahwa kartu ATM itu tercecer di suatu tempat.
Tak lama kemudian, dia pergi ke Bank BCA untuk menarik uang menggunakan buku tabungan.
Setelah itu, dia pergi ke rumah sakit untuk membayar biaya perawatan.
UN baru mengetahui uangnya raib ketika hendak mengurus kartu ATM-nya pada Rabu (6/8/2025).
Baca juga: Pria di Binjai Rekayasa Pembunuhan Nenek Pensiunan Guru, Curi Rp 53 Juta demi Judi
"Itulah, pas saya cek mutasi rekening, ternyata ada dua kali penarikan yang tidak saya lakukan dengan total 83 juta. Di situ saya baru sadar kemungkinan dia pelakunya karena sudah tak bisa dihubungi lagi sekarang," sebut UN.
"Selain itu, ketika kami dekat, memang ada beberapa kali saya tarik uang dan dia lihat. Kemungkinan dia melihat kode ATM saya waktu itu," sambungnya.
Berangkat dari kejadian itu, UN membuat laporan ke Polsek Binjai Utara dan berharap pelaku segera tertangkap.
Ia berharap uang tersebut kembali karena hendak dipakai untuk membiayai kehidupan anaknya.
Di sisi lain, Kepala Satreskrim Polres Binjai AKP Hizkia Siagian menyampaikan bahwa laporan UN telah diterima petugas dan sedang dilakukan proses penyelidikan.
"Penyidik sedang memeriksa sejumlah saksi dan menelusuri transaksi rekening korban untuk memastikan siapa pelakunya," ujar Hizkia kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang