Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sumut Duduk Lesehan Bareng Demonstran, Siap Mundur Jika Diperintah Kapolri

Kompas.com, 1 September 2025, 19:46 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Kapolda Sumatera Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto siap mundur dari jabatannya jika diperintahkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Pernyataan itu disampaikan Whisnu saat diminta mundur oleh mahasiswa yang berunjuk rasa di depan pintu masuk Mapolda Sumut, Senin (1/9/2025).

Awalnya, mahasiswa membawa spanduk bertuliskan tuntutan dan melakukan orasi.

Baca juga: Wartawan Diduga Dipukuli Polisi Saat Liput Demo Mahasiswa, Kapolda Sumut Minta Maaf

Mereka juga melemparkan bunga ke personel polisi yang berjaga di balik gerbang besi.

Whisnu keluar dari dalam mapolda untuk menemui mahasiswa. Ia langsung duduk lesehan di atas spanduk bekas bersama massa dari mahasiswa.

Baca juga: Kapolda Sumut Minta Maaf: Kami Tak Sempurna, Masih Ada Anggota Sakiti Masyarakat

Salah satu mahasiswa, Ahmad Buchori Pane menyampaikan beberapa tuntutannya ke Kapolda Sumut, yaitu mendesak agar Whisnu mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban secara moral dan institusi.

Kedua, meminta Whisnu mengevaluasi pendidikan dan pelatihan kepolisian untuk mendorong reformasi Polri berlandaskan perlindungan masyarakat.

Kemudian, Ahmad menyayangkan mahasiswa dituduh provokator hingga ditangkap saat demonstrasi di depan gedung DPRD Sumut pada 26 Agustus lalu.

Bahkan, sejumlah mahasiswa terluka karena diduga dianiaya aparat kepolisian.

"Kemarin kami mahasiswa USU mengadakan demonstrasi tanggal 26, beberapa massa aksi, yang bukan mereka provokatornya, bukan mereka yang lempari batu, mereka berdarah, mereka tetluka, termasuk saya," kata Ahmad, Senin.

Menanggapi tuntutan mahasiswa, Whisnu mengatakan dirinya merupakan insan Bhayangkara.

Ia siap dipindahtugaskan kemana saja asal ada perintah dari Kapolri.

"Saya ini insan Bhayangkara. Saya siap dipindahtugaskan di mana saja, asal ada perintah Pak Kapolri kepada saya," kata Whisnu.

Sebelum melanjutkan soal tuntutan mundur, mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri ini mengatakan bahwa dirinya pernah bertugas di Provinsi Papua selama tujuh tahun.

Pengalaman pernah bertugas di tempat jauh dan penuh konflik sudah dia jalani.

"Saya tujuh tahun di Papua, berhadapan dengan saudara-saudara kita di sana. Ya, kalau saya disuruh pindah, ada TR (Telegram Kapolri) hari ini, saya pindah, saya pindah," ujarnya.

Mengenai tuntutan mengevaluasi anggotanya yang melakukan kekerasan kepada demonstran, Kapolda mengatakan memiliki 2.000 personel.

Menurutnya ada anak buah yang penurut dan ada pula yang melenceng dari perintah.

Ia segera meminta kepada Kabid Propam dan Irwasda Polda Sumut mengevaluasi petugas yang melanggar SOP penanganan unjuk rasa.

Kepada anggota yang melanggar, salah satunya menganiaya demonstran, ia akan menindak tegas jika terbukti.

"Saya minta Pak Irwasda dan Kabid Propam untuk introspeksi. Yang salah, tangani, hukum," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul KAPOLDA Sumut Diminta Mundur oleh Mahasiswa, Kasih Penjelasan Sambil Duduk Beralas Spanduk

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau