Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekretaris Unsri: Mahasiswa yang Perintahkan Cium Kening Maba Bisa Dipecat

Kompas.com, 23 September 2025, 17:26 WIB
Amriza Nursatria,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

OGAN ILIR, KOMPAS.com - Pihak Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya, melalui Sekretaris Rektor Prof Dr Alfitri MSi, mengatakan, tidak menutup kemungkinan mahasiswa yang terlibat atau memerintahkan aksi saling cium kening antar-mahasiswa baru Fakultas Pertanian Unsri Indralaya Palembang, Sumatera Selatan, yang videonya viral beberapa hari lalu diberi sanksi pemecatan sebagai mahasiswa Unsri.

Semua bergantung pada pemeriksaan yang dilakukan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kekerasan Universitas Sriwijaya yang diketuai oleh Nesya Angru Adisti dengan jumlah 13 orang dan saat ini sedang bekerja.

"Nanti akan kami pertimbangkan data-data, kami ada tim investigasi, nanti kalau dia pelanggaran berat bisa saja mahasiswa yang bersangkutan dipecat, tetapi ini keputusan rektor," tegas Prof Alfitri, Selasa (23/9/2025), di Indralaya Ogan Ilir.

Baca juga: Perpeloncoan Maba Unsri Dipaksa Saling Cium Kening, Himateta Dibekukan

Alfitri menambahkan, meski kemungkinan sanksi pemecatan itu ada, hal itu tidak mudah dilakukan.

"Ada pertimbangan-pertimbangan (untuk sampai ke pemecatan), nanti apa pun hasil dari tim satgas akan langsung kami umumkan," imbuh Alfitri.

Dalam kesempatan itu, Alfitri memastikan bahwa kegiatan yang diduga perpeloncoan yang viral di dalam video bukanlah kegiatan perpeloncoan seperti yang terjadi di masa lalu.

Kegiatan tersebut adalah kegiatan Tekper Cleaning yang diikuti oleh mahasiswa baru dengan jumlah sekitar 120 mahasiswa.

"Jadi, harus kami jelaskan bahwa itu bukan perpeloncoan, tidak ada lagi perpeloncoan di Universitas Sriwijaya, tetapi itu adalah kegiatan Tekper Cleaning yang diawasi oleh para pembina. Saat peristiwa itu terjadi, sebenarnya sudah di luar jadwal karena kegiatan yang resmi sudah selesai. Saat pembina masuk ke ruangan, itulah peristiwa itu terjadi," kata Alfitri.

Baca juga: Mahasiswa Baru Dipaksa Cium Kening, BEM Unsri Siapkan Pengaduan Korban Perpeloncoan

Atas kejadian itu, Alfitri mewakili rektor dan seluruh civitas akademika Universitas Sriwijaya menyatakan permintaan maaf dan berjanji akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan kemahasiswaan dengan melakukan sosialisasi kepada mahasiswa, terutama mahasiswa angkatan lama, agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.

"Kejadian tersebut adalah antara mahasiswa senior dan mahasiswa baru. Ini juga sudah ada pendampingan, tetapi namanya mahasiswa tetap saja mencari ruang untuk tetap melakukan yang menurut mereka biasa, tetapi menurut publik itu tidak pantas," tuturnya.

"Untuk itu, kepada (mahasiswa) senior, kami sudah wanti-wanti agar tidak terjadi perundungan itu karena sudah mengganggu ranah privasi sebagai individu mahasiswa," ucap Alfitri.

Pembantu Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Unsri, Herpandi, mengatakan, sejak jam 9 pagi hari ini sudah dilakukan pemeriksaan oleh satgas terhadap 15 sampai 20 mahasiswa, baik mahasiswa yang termasuk bagian dari kepanitiaan maupun mahasiswa baru angkatan 2025.

"Sejak jam 9 mulai dilakukan pemeriksaan, kami tidak ikut campur, kami serahkan semua ke satgas," ucap Herpandi.

Herpandi menolak dikatakan pihak Fakultas Pertanian lalai sehingga terjadi peristiwa yang viral tersebut.

Menurutnya, mereka sudah membuat surat tugas untuk setiap aktivitas yang selalu mengedepankan tanggung jawab yang didampingi pembina.

"Kelalaiannya adalah di saat itu terjadi karena kegiatan tersebut berlangsung pukul 15.30 WIB di saat acara sudah selesai," terang Herpandi.

Diberitakan sebelumnya, viral video mahasiswa baru yang diperkirakan diperintah melakukan aksi cium kening terhadap sesama mahasiswa baru saat kegiatan Tekper Cleaning Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya.

Video itu mendapat banyak tanggapan dari netizen yang berujung pada pihak Unsri melakukan klarifikasi dan memeriksa panitia yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau