Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maruarar Naikkan Kuota Rumah Subsidi di Sumut, Pengembang Keluhkan Mahalnya Izin PBG

Kompas.com, 8 Oktober 2025, 22:33 WIB
Goklas Wisely ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumumkan peningkatan target kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Provinsi Sumatera Utara.

Pengumuman tersebut disampaikan Maruarar dalam acara sosialisasi Kredit Program Perumahan (KPP) yang berlangsung di Bank Mandiri, Jalan Pulau Pinang, Kota Medan pada Rabu (8/10/2025).

Dalam diskusi tersebut, Komisaris BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyampaikan bahwa saat ini terdapat 8.161 unit rumah bersubsidi yang telah dibangun di Sumatera Utara.

Baca juga: Tinjau Rumah Subsidi di Deli Serdang, Maruarar: Harus Tepat Sasaran

Menanggapi hal itu, Maruarar meminta agar realisasi pembangunan rumah bersubsidi dapat ditingkatkan, mengingat tingginya minat masyarakat di provinsi tersebut serta potensi populasi tenaga kerja yang besar.

Maruarar kemudian memberikan tantangan kepada Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, Togap Simangunsong, untuk meningkatkan kuota rumah bersubsidi.

"Begini Pak Sekda, bapak kan semangat dan energik. Siap gak kalau kuotanya hari ini saya tingkatkan?" tanya Maruarar.

"Siap," jawab Togap.

"Saya tambahin dari 15 ribu sampai 20 ribu," tambah Maruarar, sambil mengingatkan agar pengembang tidak dipersulit dalam mengurus perizinan.

Baca juga: Serahkan Rumah ke Keluarga Korban Kerusuhan Demo Makassar, Maruarar: Ini Tak Bisa Mengganti Nyawa

Pengembang Keluhkan Perizinan

Namun, keluhan muncul dari para developer terkait proses perizinan.

Taufik, seorang developer asal Tanjung Balai mengungkapkan, untuk mendapatkan izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), mereka harus membayar konsultan sebesar Rp 13 juta per unit rumah.

"Itu bayarnya ke konsultan bukan ke pemerintah. Jadi sekarang kawan-kawan, yang kalau enggak berurusan dengan bank, gak mau dia buat PBG karena kan bayar, Pak," ujarnya.

Andika, developer asal Kota Medan menambahkan, proses pengurusan izin PBG memakan waktu sekitar enam bulan dengan biaya yang cukup besar.

"Bapak kemarin bilang buat PBG itu 9 jam. Di Kota Medan ini tidak pernah terjadi. Kalau bisa konsultannya dihilangkan, Pak. Dulu sebelum ada konsultan, biaya tidak terlalu tinggi dan prosesnya mempercepat," ungkapnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Maruarar segera menjadwalkan kunjungan ke pelayanan PBG di Pemerintah Kota Medan untuk memverifikasi informasi tersebut pada esok harinya, sekitar pukul 12.30 WIB.

"Saya tidak mau menyimpulkan tanpa mengecek. Tidak mau menuduh tanpa bukti. Jadi besok kita datang ke sana. Tolong setiap asosiasi, dua orang datang ya, untuk menyampaikan apa adanya," tegas Maruarar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau