Meski begitu, Nenli mengaku masih cukup beruntung karena rumahnya tak terkena langsung tanah longsor.
"Kayak gini lah, dicukup-cukupi saja. Tapi masih ada untungnya ini enggak kena longsor langsung dari atas," ujarnya.
Ia lebih mengkhawatirkan sejumlah keluarganya yang berada di daerah Tapanuli Tengah lainnya.
Ketiadaan jaringan komunikasi maupun internet membuat Nenli tak bisa memberikan atau menerima kabar dari keluarganya di tempat lain.
Bahkan, Nenli mengaku belum pernah mendapat pasokan bantuan dalam bentuk apapun dari pemerintah.
"Kalau bantuan enggak ada, belum pernah ada," ucap Nenli.
"katanya slogannya Tapteng harus bangkit, maju, naik kelas. Nah, kayak mana lah mau naik kelas ini kalau malah begini," kata dia.
Baca juga: Gubernur Bobby Nasution: Jalur ke Tapteng Sudah Terbuka, tapi Terbatas
Padahal, berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, mobil-mobil pengangkut logistik melintas langsung di depan rumah Nenli.
Namun, karena rumah Nenli bukan merupakan objek yang terkena langsung, melainkan hanya terdampak, sehingga tidak masuk dalam skala prioritas penerima bantuan.
Meski begitu, di tengah kesulitan yang dialaminya, Nenli justru mau berbagi dan memikirkan orang lain yang terjebak karena tertutupnya akses jalan di Andam Dewi.
Nenli bahkan mengambil dua buah durian yang ia petik dari kebunnya dan disimpan di dalam rumah.
Setelahnya, durian itu pun dibagikan kepada tim relawan hingga wartawan yang tengah menunggu dibersihkannya jalur.
Saat Kompas.com melintas dari arah Humbang Hasundutan menuju Sibolga, jalur yang berada di Sijungkang itu memang tertutup akibat longsor.
Menurut Nenli, jalur tersebut sebenarnya sudah bisa dilewati mobil selama beberapa hari terakhir.
Namun, hujan deras yang kembali melanda pada Selasa (2/12/2025) malam membuat longsor kembali terjadi dan menutup satu-satunya akses jalan yang tersisa untuk menuju Sibolga itu.
Baca juga: KN SAR Ganesha ke Padang dan Sibolga, Fokus Daerah Bencana Belum Tersentuh