MEDAN, KOMPAS.com - Bupati Langkat, Provinsi Sumatera Utara Syah Afandi atau akrab disapa Ondim mengatakan ada beberapa tanggul di wilayahnya.
Hal ini menyebabkan pemukiman warga masih terjebak banjir berhari-hari.
"Iya ada beberapa tanggul yang jebol, termasuk di Tanjung Pura itu. Makanya luapan air sungai masih masuk ke pemukiman warga," kata Ondim kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (4/12/2025).
Baca juga: 40 Kilometer Jalan Tarutung–Sibolga, Sumatera Utara Berhasil Ditembus Alat Berat
"Ini yang sedang kita tangani dengan menimbun goni berisi pasir dan dipasang bambu. Saat ini masih berjalan," sambungnya.
Ia pun berharap, ke depan BNPB dapat membantu perbaikan kerusakan fasilitas umum termasuk jalan akibat banjir.
"Ya semoga pemerintah pusat dapat memberi perhatian pasca banjir ini agar masyarakat terdampak mendapat bantuan. Mulai dari perbaikan rumah mereka dan lain sebagainya," tutupnya.
Baca juga: Bupati Langkat Terbitkan Surat Edaran Pedagang Tak Naikkan Harga di Tengah Bencana
Sebelumnya diberitakan, setelah seminggu terdampak banjir, warga di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, mulai mengevakuasi barang-barang berharga dari rumahnya.
Adapun beragam cara warga melakukan evakuasi.
Mulai dari menggunakan rakit, sampan, hingga berjalan kaki menembus banjir untuk mengambil sejumlah pakaian.
Baca juga: Banjir Tak Kunjung Usai, Bupati Langkat Perpanjang Status Tanggap Darurat
Salah satunya, Wan (50). Ia menceritakan baru saja kembali ke rumahnya di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Jalan Bambu Runcing.
"Tadi saya kembali ke rumah ya untuk ambil barang berharga. Ini lah saya bawa sepeda motor pakai sampan nelayan di sini," kata Wan saat diwawancarai di Jalan Khairil Anwar pada Rabu (3/12/2025).
Ia mengatakan, biaya sampan itu mencapai ratusan ribu.
Menurutnya biaya itu wajar, sebab nelayan yang ada di sekitar tak bisa lagi berlayar.
Wan pun menilai sejauh ini respon pemerintah untuk menolong korban bencana di desanya terkesan lamban. Sebab, sudah seminggu dia mengungsi di rumah warga.
Ia tak mendapati adanya posko dari pemerintah. Selain itu, bantuan sembako juga terbatas. Bahkan bantuan untuk air bersih tak kunjung didapati.