PEMATANG SIANTAR, KOMPAS.com - Banjir akibat meluapnya parit di Jalan Viyata Yudha, Pematang Siantar, Sumatera Utara, sudah menelan dua korban jiwa.
Untuk menghindari kejadian yang berulang, warga mengusulkan dilakukan pelebaran parit.
Ketua RT 01 Lingkungan 1, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, J Purba, mengatakan, peristiwa pertama pada 26 Juli 2020.
Kala itu, seorang bocah tewas setelah hanyut terseret banjir.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Nagan Raya Aceh
Kemudian pada Minggu (27/8/2023) pengendara sepeda motor terseret banjir hingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Saat itu kondisi jalan bak sungai yang mengalir deras setinggi lutut dewasa.
"Solusinya memang harus ada pelebaran parit. Ini sudah dua kali kejadian. Kemarin anak anak hanyut," kata Purba ditemui di kediamannya, Jalan Viyata Yudha, Senin (28/8/2023).
Menurutnya, penyebab meluapnya air karena kondisi parit yang tidak mampu menampung air saat hujan turun, sehingga air membanjiri 1,2 kilometer jalan.
Pantauan KOMPAS.com, kondisi parit di Jalan Viyata Yudha bervariasi.
Di sisi kiri dan kanan jalan, ada parit yang memiliki lebar kurang dari 1 meter dengan kedalaman setinggi lutut orang dewasa.
Baca juga: Banjir dan Longsor di Bukittinggi, Sawah dan Ladang Warga Terendam Air
Purba mengemukakan, aliran air yang datang dari wilayah bagian atas yakni: Jalan Antara, Jalan Pengintai dan Jalan Bah Torop bermuara ke jalan Viyata Yudha, yang posisinya lebih rendah.
Luapan air yang tumpah ke badan jalan itu menyerupai air sungai. Kondisi demikian kerap terjadi apalagi saat musim penghujan.
"Sejak banyaknya pemukiman di sini, air kemari semua. Dulu air masih tertampung dan lebih 20 tahun parit belum pernah diperbaiki. Pemukiman disini mulai ramai sekitar tahun 2000an," tutur Purba.