Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Nasution Bilang Pembangunan di Sumut berkat Jokowi, Bukan Pemprov

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 10:22 WIB
Rahmat Utomo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Calon gubernur Sumatera Utara nomor urut, 1 Bobby Nasution, mengatakan, peran pemerintah pusat dalam pembangunan di kabupaten/kota di Sumut sangat signifikan.

Namun, kata dia, peran pemerintah provinsi malah sangat minim.

Baca juga: Disoraki Saat Pelantikan Presiden, Bobby Nasution: Terima Kasih

Bobby menyampaikan pernyataan itu di hadapan massa relawan pendukungnya di Tiara Convention Centre, Kota Medan, Kamis (24/10/2024).

Baca juga: Hadiri Kegiatan Deklarasi Dukungan, Bobby Nasution Sebut Pemimpin Harus Bekerja Maksimal

Awalnya, Bobby memuji bagaimana Presiden ke-7 RI Joko Widodo sangat memperhatikan Sumut.

Bahkan, menjelang akhir jabatannya, Jokowi mengunjungi Sumut untuk meresmikan sejumlah infrastruktur.

"Itulah kunjungan terakhir Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia ditutup di Sumatera Utara. Pemerintah pusat sangat memperhatikan Sumatera Utara,'' kata Bobby di hadapan relawannya.

Menantu Jokowi ini mengaku begitu merasakan pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat saat dia berkampanye di kawasan Danau Toba.

"Saya jalan-jalan, saya putar keliling kemarin pada masa sosialisasi (kampanye), kemarin setiap satu jengkal di kawasan Danau Toba, sinyalnya semua 4G, bahkan di tempat prioritas lainnya 5G. Di jalan-jalan itu enggak ada hilang sinyal," ujarnya.

Bobby mengatakan, peran pemerintah pusat justru berbanding terbalik dengan pemerintah provinsi saat dia menjadi wali kota Medan.

Menurutnya, ada kekosongan peran pemerintah provinsi untuk menunjang pembangunan.

"Kalau kita ibarat tadi, pemerintah kabupaten-kota ini tingkatan SD, pemerintah pusat tingkatan SMA, SD sama SMA-nya sudah bagus, kolaborasinya sudah mantap, sudah sejalan, tapi pemerintah provinsinya support-nya sangat minim. Ada kekosongan di dalam yang kita rasakan," ujarnya.

Bobby tidak merinci kekosongan yang dimaksud. Namun kata dia, saat ini peran pemerintah pusat lebih menonjol ketimbang pemerintah provinsi.

"Kami pemerintah tingkat II (Pemkot), saya pernah merasakannya ada kekosongan. Sebagai orangtua, pemerintah provinsi ini harus bisa mendengarkan kami pemerintah kabupaten kota sebagai anak-anaknya. Tapi yang kita rasakan selama ini, pemerintah pusat biasanya langsung dengan kabupaten kota yang ada di dalam Sumut," ujarnya.

Padahal, menurutnya, seharusnya terjalin kolaborasi yang baik antara pemerintahan kabupaten kota, provinsi dan pusat.

Tidak boleh ada kekosongan. Karena itu, kata dia, diperlukan gubernur Sumut yang mampu menjalankan tugas dari pemerintah pusat.

"Gubernur Indonesia ini ada 38 orang, jadi jangan merasa paling hebat menjadi gubernur, paling keren, paling mantap, paling bisa semuanya tanpa menghargai dan tanpa mengikuti program pemerintah yang ada pemerintah atasnya yaitu pemerintah pusat," katanya.

"Apalagi pemerintah pusatnya sudah memperhatikan, tapi bukannya terima kasih malah..., jawab sendirilah, itu yang selama ini kita rasakan," kata Bobby.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau