MEDAN, KOMPAS.com - Polda Sumatera Utara (Sumut) memeriksa belasan saksi untuk mengusut apa yang dialami Ade Nurul Fadillah (19), calon pramugari yang meninggal di Kota Medan.
“Sampai saat ini, ada 14 saksi yang telah kami periksa terkait perkara itu,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (1/11/2024).
“Itu ada dari sisi pelapor, ayah dan kakak korban. Kemudian teman korban dan staf dari tempat sekolahnya,” sambungnya.
Baca juga: Ungkap Penyebab Kematian, Makam Calon Pramugari di Medan Dibongkar
Hadi menegaskan, seluruh hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut sedang dilakukan penyelidikan mendalam oleh penyidik Polda Sumut.
“Selain itu, untuk kepentingan penyelidikan, kami juga sedang melakukan proses ekhumasi dibantu dengan ahli forensik,” ujar Hadi.
Sebelumnya diberitakan, Ade meninggal dunia pada 1 Oktober 2024 saat menjalani pendidikan di kursus penerbangan Sumatera Flight Education di Kota Medan.
Thomy Faisal Sitorus Pane selaku kuasa hukum korban menyampaikan, ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan keluarga saat memandikan jenazah.
“Ada lebam di leher yang diindikasikan karena dicekik. Selain itu, ada lebam di punggung dan rusuk. Jari-jari tangan dan kaki itu juga biru. Dugaannya itu akibat adanya kekerasan,” ungkap Thomy kepada Kompas.com melalui saluran telepon.
Berangkat dari kejadian itu, keluarga korban membuat laporan ke Polda Sumut STTLP/B/1507/X/2024/SPKT/Polda Sumatera Utara pada 23 Oktober 2024.
Di lain pihak, kursus penerbangan Sumatera Flight Education membantah bahwa korban meninggal karena mengalami kekerasan di asrama.
Baca juga: 7 Teman Calon Pramugari yang Meninggal di Medan Diperiksa Polisi
“Nah itu (dugaan korban alami kekerasan) yang kita bantah. Kita ini tempat pelatihan. Bukan seperti tempat akademi segala macam,” kata Hendra Manatar Sihaloho, kuasa hukum Sumatera Flight Education kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Selasa (29/10/2024).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang