Editor
KOMPAS.com - Sebuah SPBU di Jalan Flamboyan Raya, Kota Medan, Sumatera Utara, terbongkar mengoplos bahan bakar jenis pertalite dengan bensin oktan rendah.
Kasus ini terungkap setelah pihak kepolisian melakukan pengintaian terhadap sebuah mobil tangki mencurigakan yang masuk ke area SPBU pada Rabu (5/3/2025).
Mobil tangki berpelat BK 8049 WO itu tampak seperti kendaraan resmi milik Pertamina karena bertuliskan PT Elnusa Petrofin.
Namun, setelah diperiksa lebih lanjut, diketahui bahwa mobil tersebut sudah tidak lagi terikat kontrak dengan Pertamina sejak November 2023.
Baca juga: SPBU yang Oplos Pertalite di Medan Pesan Bensin Oktan 87 Sebanyak 24 Ton Per Minggu
Kecurigaan semakin kuat ketika polisi bersama pihak Pertamina melakukan uji laboratorium terhadap BBM yang dibawa oleh mobil tangki tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa bahan bakar yang diangkut memiliki angka oktan 87, jauh di bawah standar pemerintah untuk pertalite.
Baca juga: SPBU di Medan Terungkap Oplos Pertalite dengan Bensin Oktan 87
“Kualitasnya di bawah standar. Kurang lebih, (BBM yang dibawa) berada di angka oktan 87. Jenis minyak yang ada di mobil ini gasoline (atau bensin),” ujar Manajer Retail Sales Sumbagut, Edith Indra Triyadi, Jumat (7/3/2025).
Dari pengakuan sopir, bensin oktan 87 tersebut diambil dari sebuah gudang di daerah Hamparan Perak.
Sudah delapan bulan sopir tersebut memasok bensin oktan 87 ke SPBU tersebut untuk dioplos.
Polisi pun kini sedang mendalami asal-usul dan jaringan pemasok bahan bakar ilegal tersebut.
Praktik pengoplosan dilakukan dengan mencampurkan bensin oktan 87 ke dalam tangki timbun SPBU yang sudah berisi pertalite resmi.
Setelah tercampur, BBM hasil oplosan tersebut dijual kembali kepada konsumen dengan harga pertalite resmi, yaitu Rp 10.000 per liter.
Modus ini memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan menjual pertalite asli.
Jika menjual pertalite biasa hanya memberikan margin Rp 300 per liter, maka dengan mencampur bensin oktan 87, keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp 1.000 per liter.
SPBU ini menerima pasokan bensin oktan 87 sebanyak 24.000 liter per minggu dan telah menjalankan praktik ini selama delapan bulan.