MEDAN, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Ternala Alexander Barus, mengungkap penyebab fenomena air di Danau Toba di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, berubah keruh.
Berdasarkan hasil sampel air yang diambilnya pada 22 Juli 2025, penyebabnya ada dua, yakni fenomena alam dan pencemaran limbah.
Untuk faktor alam, musababnya adalah karena angin kencang yang terjadi saat kemarau panjang.
Hal ini yang menimbulkan turnover air danau.
Baca juga: Penjelasan DLH Kabupaten Samosir soal Air Danau Toba Berubah Keruh
"Artinya, air pada bagian dasar akan bersirkulasi ke permukaan sekaligus membawa endapan lumpur dan beberapa senyawa kimia yang bersifat toksik bagi ikan di danau," ujar Ternala melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Kamis (31/7/2025).
Ternala lalu menerangkan bahwa dari analisis sampel air, juga ditemukan beberapa parameter senyawa kimia yang sudah melebihi kapasitasnya.
Akibat hal ini, terjadi konsentrasi oksigen yang sangat rendah dan membuat ikan di Pangururan banyak yang mati.
"Ikan mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi disertai dengan peningkatan senyawa toksik di permukaan air hingga menyebabkan terjadinya kematian massal ikan (di Pangururan), baik yang di keramba jaring apung (KJA) maupun ikan liar yang hidup di Danau Toba," ungkap Ternala.
Lebih lanjut, kata Ternala, faktor kedua adalah pencemaran limbah.
Baca juga: Fenomena Air Danau Toba Keruh, Bobby: Sampel Air Diambil, Tunggu Hasil, Apa Ada Zat Kimia?
Dari sampel air yang diambil, ditemukan adanya kandungan limbah cair domestik di sekitar Danau Toba yang belum diolah melalui Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL).
Limbah tersebut dibuang langsung ke dalam danau.
Lalu, hal yang memengaruhi lainnya adalah adanya budidaya ikan dalam keramba.
Muasal bahan pencemarannya berasal dari sisa pakan yang mengendap.
"Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan senyawa organik yang akan diuraikan secara anaerob (tanpa oksigen) pada bagian dasar danau dan ini akan menghasilkan senyawa toksik. Selain itu, kandungan nutrien (nitrogen dan fosfor) di Danau Toba juga mengalami peningkatan akibat limbah cair yang dibuang ke danau," kata Ternala.
Dia lalu mengungkapkan bahwa dari hasil beberapa penelitian yang sudah dilakukan, juga diperoleh bahwa rata-rata total fosfor di Danau Toba sebesar 23,03 µg/l.