SAMOSIR, KOMPAS.com - Sebagian permukaan air Danau Toba berubah keruh, jadi berwarna kecoklatan.
Salah satunya terjadi di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, salah satu penyebabnya ialah faktor alam.
Kondisi kemarau dan angin kencang melanda wilayah Danau Toba baru-baru ini.
Pihaknya juga telah mengambil sampel air danau.
Baca juga: Air Danau Toba Keruh Sudah 2 Minggu, Begini Tanggapan Kadis Pariwisata
"Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
"Sehingga arus di bawah permukaan air Danau Toba itu naik dan menyebabkan lumpur di dasar air naik ke permukaan. Itu yang kita lihat dari kondisi saat ini," kata Edison.
Ia menambahkan, naiknya endapan ke atas permukaan air mengakibatkan menurunnya kadar oksigen air.
Hal itu juga yang mengakibatkan ikan di keramba jaring apung milik masyarakat mati mendadak di kawasan perairan Danau Toba, Desa Tanjung Bunga, Kecamatan Pangururan, Samosir.
Baca juga: Viral Belerang Muncul di Tepi Danau Toba, Geolog: Bukan Barang Baru Itu...
"Kalau kami amati ini siklus lima tahunan. Jadi, kami imbau masyarakat, kalau musim kemarau lebih dari dua bulan harus hati-hati. Itu harapan kami agar mengantisipasi kalau kemarau panjang,” ucapnya.
Sebagian permukaan air Danau Toba, Sumatera Utara, keruh berwarna kecoklatan diunggah di media sosial.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, membenarkan hal itu.
Tetty mengatakan lokasi air keruh terjadi di wilayah perairan Danau Toba Samosir, tepatnya di wilayah Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
"Kurang lebih sudah dua minggu dan di beberapa titik masih keruh," kata Tetty.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang