MEDAN, KOMPAS.com - Banjir setinggi enam puluh sentimeter masih menggenangi Jalan Pemuda, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Kamis (4/12/2025).
Perumahan warga di sekitar lokasi ikut terendam. Pantauan Kompas.com, sejumlah warga lalu lalang melewati genangan air menggunakan sepeda motor, sepeda, mobil, dan truk. Sebagian lainnya berjalan kaki sembari membawa bahan pangan seperti beras dan minyak makan.
Warga yang tinggal di pinggir jalan tampak sibuk menyelamatkan barang-barang berharga. Ada ibu-ibu mencuci piring di genangan, sementara anak-anak tampak mandi atau bermain air.
Baca juga: Update Korban Banjir-Longsor Sumut dari BPBD: 309 Meninggal, 205 Hilang, dan 50.375 Mengungsi
Sebagian besar warga yang memiliki rumah bertingkat memilih mengungsi di lantai dua. Mereka bertahan dengan persediaan makanan seadanya selama sembilan hari terakhir.
Junaidi (38), salah seorang warga, menyebut banjir mulai memasuki rumahnya sejak Kamis (27/11/2025) siang.
“Tingginya sampai sepinggang, sekitar delapan puluh sentimeter. Itu dari Kamis sampai sekarang banjirnya,” kata Junaidi saat diwawancarai di lokasi, Kamis (4/12/2025).
Pemilik rumah makan Minang itu mengevakuasi diri ke lantai dua bersama istri, seorang anak, dan dua karyawannya.
“Untuk bantuan ada dari komunitas, mahasiswa, dan swasta. Kalau dari pemerintah saya belum ada dapat,” ucap Junaidi.
“Kalau air bersih, ada mobil tangki yang selalu keliling. Setiap hari datang sore hari. Itu dari mahasiswa atau donatur juga,” sambungnya.
Ia menuturkan bahan pokok seperti beras, telur, dan gas elpiji semakin sulit ditemukan.
“Ini lah pakai gas harus sikit-sikit lah. Makanya ini pagi makan roti, siang indomie, kalau dapat nasi bungkus ya itu dimakan. Karena persediaan stok makanan sudah menipis,” ujarnya.
Ia berharap bantuan pemerintah dapat disalurkan lebih merata.
“Nah, untuk ke depan juga pemerintah itu harusnya sigap lah menyikapi informasi potensi bencana dari BMKG. Biar sedia payung sebelum hujan lah,” tuturnya.
Selain Jalan Pemuda, banjir juga menggenangi pemukiman di Jalan Perjuangan. Sejumlah warga mengungsi, termasuk Mahyudi (43), yang menyebut banjir kali ini terbesar selama dua belas tahun tinggal di Tanjung Pura.
Ia dan keluarganya mengungsi ke ruko milik saudaranya di Jalan T Amir Hamzah.
“Bukan kita gak mau ke posko pemerintah, tapi karena kita ada tempat keluarga. Kan yang lain masih ada lebih membutuhkan,” kata Mahyudi.
Ia menyebut ada tujuh kepala keluarga atau sekitar empat puluh orang tinggal bersama-sama. Mereka tidur beralaskan tikar dan selimut seadanya.
“Kalau kondisi di rumah saja masih tergenang banjir setinggi dada, sekitar tujuh puluh sentimeter lah,” sebutnya.
“Harapan ke pemerintah ya semoga tanggul yang jebol itu diperbaiki dan sungai itu keruk,” tutup Mahyudi.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini