KOMPAS.com - Aksara Lampung atau Had Lampung merupakan aksara tradisional yang
berkembang di Lampung.
Seperti bahasa pada umumnya, aksara Lampung digunakan sebagai sarana komunikasi,
baik komunikasi langsung maupun komunikasi melalui surat yang berkembang pada masa
itu.
Aksara Lampung tidak hanya digunakan dalam keseharian melainkan juga aksara ini digunakan untuk berbagai keperluan ilmiah.
Penggunaan aksara Lampung tidak terlepas dengan budaya komunikasi yang berkembang pada masyarakat Lampung sekitar abad 17.
Penulisan aksara Lampung dilakukan diberbagai media
Baca juga: Aksara Lampung: Jumlah Huruf Induk dan Letak Anak Huruf
1. Penulisan keseharian aksara lampung
Pada masanya, aksara Lampung digunakan gadis-gadis asli Lampung untuk memikat lawan jenisnya. Mantra-mantra pengasih atau cinta ini ditorehkan dalam aksara Lampung kaganga di atas media kulit kayu.
Aksara Lampung juga dipergunakan untuk menulis surat, hukum, maupun surat resmi untuk mengesahkan hak kepemilikan tanah tradisional.
Selain itu, aksara Lampung digunakan untuk menulis mantra, sihir, guna-guna, cara sesajian,
petuah-petuah, syarat menjadi pemimpin, obat-obatan, sampai syair mistik Islam.
Adapula syair percintaan yang ditulis dalam aksara Lampung, yaitu yang dikenal sebagai bandung atau hiwang.
Berbagai media digunakan untuk menulis aksara Lampung. Selain kayu, media penulisan yang
digunakan adalah bilah bambu, daun lontar, dalung (kepingan logam), kulit hewan, tanduk kerbau, dan batu.
Syair percintaan yang berpotongan dialog ditulis pada keping atau lembar bambu, disebut juga gelumpai. Syair ini juga dapat ditulis pada tabung bambu dan kulit kayu berlipat.
Baca juga: Aksara Lampung Disiapkan Menuju Pembakuan Digital
2. Penulisan aksara Lampung pada karya ilmiah
Dalam karya Ilmiah, aksara Lampung semuanya memakai 'ra' kepada penulisan huruf atau fonem ke-16 aksara lampung.
Gelar (adok) dan nama tempat harus dituliskan dengan ejaan ra, meskipun dibaca mendekati bunyi kha/nga.
Contoh, Pangiran Raja Purba, Batin Sempurna Jaya, Radin Surya Marga, Minak Perbasa, Kimas Puter, Marga Pertiwi. Penulisan "radu rua rani mak ratong" merupakan ejaan baku, sedangkan penulisan "khadu khua khani mak khatong" tidaklah baku.
Menurut Prof. C.A. van Ophuijsen, bahasa Lampung tergolong bahasa tua dalam rumpun Melayu Austronesia. Karena, bahasa ini masih banyak melestrikan kosa kata Austronesia purba, seperti: apui, bah, balak, bingi, buok, heni, hirung, hulu, ina, ipon, iwa, luh, pedom, pira, pitu, telu, tuha, tutung, siwa, walu, dan lain sebagainya.
Prof. H.N. van der Tuuk meneliti kekerabatan bahasa Lampung dengan bahasa-bahasa Nusantara yang lain.
Baca juga: Sejarah Aksara Jawa
Bahasa Lampung dan bahasa Sunda memiliki kata awi (bambu), bahasa Lampung dan bahasa Sumbawa memiliki kata punti (pisang), bahasa lampung dan bahasa Batak memiliki kata bulung (daun).
Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa-bahasa Nusantara memang satu rumpun, yaitu rumpun Austronesia. Rumpun yang mencakup daerah dari Madagaskar sampai pulau-pulau di Pasifik.
Saat ini, penggunaan aksara Lampung tidak seumum penggunaan huruf latin. Ulun Lampung atau orang Lampung kebanyakan memakai huruf latin untuk menulis bahasa Lampung.
Anak muda di Lampung kebanyakan menulis aksara Lampung untuk menulis hal yang sifatnya pribadi, seperti buku harian atau surat cinta.
Saat ini, penggunaan aksara Lampung banyak digunakan untuk menulis perlintasan di Provinsi Lampung. Selain itu, aksara Lampung digunakan untuk penulisan logo Provinsi Lampung, Kabupaten, dan Kota di Provinsi Lampung.
Sumber: p2k.um-surabaya.ac.id
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.