Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2022, 13:55 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Tradisi lompat batu disebut hombo atau fahombo dilakukan suku Nias, Provinsi Sumatera Utara. Tradisi ini hanya dilakukan oleh laki-laki.

Tradisi ini bisa ditemukan Desa Bawomataluo. Desa adat di Kabupaten Nias Selatan yang kental dengan Tradisi Lompat Batu.

Bawomataluo dalam bahasa Nias berarti bukit matahari. Penamaan desa tersebut sesuai dengan nama letaknya yang berada di atas bukit dengan ketinggian 324 meter di atas permukaan laut. Desa ini telah dibangun berabad-abad yang lalu.

Tradisi Lompat Batu biasanya dilakukan para pemuda dengan cara melompati tumpukan batu setinggi 2 meter untuk menunjukkan bahwa mereka pantas dianggap dewasa secara fisik.

Selain ditampilkan secara adat, tradisi lompat batu juga menjadi pertunjukkan menarik, khususnya bagi para wisatawan yang datang ke sana.

Baca juga: Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum Perang

Kabupaten Nias Selatan mempunyai luass wilayah 1.825,2 km2. Wilayahnya berada di bagian barat pulau Sumatera dengan jarak kurang lebih 92 mil dari Kota Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah.

Ibu kota Nias Selatan adalah Teluk Dalam yang berkedudukan di pulau Nias.

Sejarah Tradisi Lompat Batu

Tradisi Lompat Batu telah berlangsung berabad-abad yang lalu. Tradisi dilestarikan bersama budaya megalitikum di pulau seluas 5.625 km2  yang berpenduduk 700.000 jiwa dan di kelilingi Samudera Hindia.

Tradisi Fahombo diwariskan secara turun-temurun pada anak laki-laki. Namun, tidak semua anak laki-laki sanggup melakukan tradisi ini, meskipun mereka telah dilatih sejak kecil.

Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan ada unsur magis dari roh leluhur untuk seseorang yang berhasil melompati batu dengan sempurna.

Baca juga: Menjelajah Situs Megalitik di Nias yang Berusia Ribuan Tahun

Awalnya, tradisi lompat batu berasal dari kebiasaan berperang antar desa suku-suku di pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan kuat diwarisi dari budaya pejuang perang.

Dahulu, suku-suku di Pulau Nias sering berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, pembatasan tanah, atau masalah perbudakan.

Masing-masing desa lalu membentengi wilayah dengan batu atau bambu setinggi 2 meter. Oleh karena itu, tradisi lompat batu lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang.

Para bangsawan dari strata balugu yang memimpin pulau Nias saat itu akan menentukan pantas atau tidaknya seseorang pria Nias menjadi prajurit perang.

Kriterianya, selain memiliki fisik yang kuat, seorang prajurit perang juga menguasai ilmu bela diri dan ilmu-ilmu hitam. Mereka juga harus dapat melompati batu bersusun setinggi 2 meter tanpa menyentuh permukaannya sedikitpun sebagai tes akhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 29 November 2023: Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 29 November 2023: Siang Hujan Ringan

Medan
Prakiraan Cuaca di Kota Batam Hari Ini, 29 November 2023: Berawan Tebal hingga Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Kota Batam Hari Ini, 29 November 2023: Berawan Tebal hingga Hujan Ringan

Medan
Kronologi Siswa SMP di Lampung Tewas Tersambar Petir di Rumahnya

Kronologi Siswa SMP di Lampung Tewas Tersambar Petir di Rumahnya

Medan
Kronologi Penangkapan Eks Rektor UINSU, Tersangka Kasus Korupsi Rp 956 Juta

Kronologi Penangkapan Eks Rektor UINSU, Tersangka Kasus Korupsi Rp 956 Juta

Medan
Tim Kampanye Prabowo-Gibran di Pematang Siantar Bagi-bagi Susu dan Makanan

Tim Kampanye Prabowo-Gibran di Pematang Siantar Bagi-bagi Susu dan Makanan

Medan
4 Orang Jadi Tersangka Penganiayaan Siswa MAN 1 Medan, 2 Masih Buron

4 Orang Jadi Tersangka Penganiayaan Siswa MAN 1 Medan, 2 Masih Buron

Medan
KPPU Ungkap Modus Oknum Pengusaha Saat Permainkan Harga Pangan

KPPU Ungkap Modus Oknum Pengusaha Saat Permainkan Harga Pangan

Medan
Buron 4 Bulan karena Terlibat Korupsi, Eks Rektor UINSU Akhirnya Ditangkap

Buron 4 Bulan karena Terlibat Korupsi, Eks Rektor UINSU Akhirnya Ditangkap

Medan
Kronologi Anak 14 Tahun di Medan Di-'bully', Dipaksa Makan Lumpur hingga Ditempel Kunci yang Dibakar

Kronologi Anak 14 Tahun di Medan Di-"bully", Dipaksa Makan Lumpur hingga Ditempel Kunci yang Dibakar

Medan
2 Pemodal Situs Judi Online Dituntut 3,5 Tahun

2 Pemodal Situs Judi Online Dituntut 3,5 Tahun

Medan
Kasus Anggota Bawaslu Peras Caleg, Anggota KPU Medan Diperiksa Polda Sumut

Kasus Anggota Bawaslu Peras Caleg, Anggota KPU Medan Diperiksa Polda Sumut

Medan
Kakak Kelas Penganiaya Siswa MAN 1 Medan Bakal Dikeluarkan dari Sekolah

Kakak Kelas Penganiaya Siswa MAN 1 Medan Bakal Dikeluarkan dari Sekolah

Medan
Gerebek Kampung Narkoba di Deli Serdang, Polisi Letuskan Beberapa Tembakan

Gerebek Kampung Narkoba di Deli Serdang, Polisi Letuskan Beberapa Tembakan

Medan
Buat Video Ujaran Kebencian untuk Palestina, Pria di Sumut Ditahan Polisi

Buat Video Ujaran Kebencian untuk Palestina, Pria di Sumut Ditahan Polisi

Medan
Ogah Masuk Geng Jadi Alasan Siswa MAN 1 Medan Dianiaya Teman dan Alumni

Ogah Masuk Geng Jadi Alasan Siswa MAN 1 Medan Dianiaya Teman dan Alumni

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com