Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Pria Berwajah Lebam yang Viral adalah Penghuni Kerangkeng

Kompas.com - 29/01/2022, 20:07 WIB
Dewantoro,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Usai keberadaan kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-angin terungkap, beredar foto pria berwajah lebam yang diduga penghuni kerangkeng.

Terkait foto tersebut, Komnas HAM pastikan bahwa pria itu adalah penghuni kerangkeng di rumah Terbit.

"Informasi soal peristiwa apa yang dialami oleh orang yang muncul wajahnya di video (foto) itu sudah kami dapatkan dan solid. Saksinya siapa, nggak perlu kami sebutkan karena nanti akan ditindaklanjuti teman-teman kepolisian. Tapi klir (jelas). Kami sudah berkomunikasi, kami sudah solidkan informasinya," ujar komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat konferensi pers di Mapolda Sumut pada Sabtu (29/1/2022).

"Itu (pria dalam foto) salah satu (penghuni kerangkeng) yang mendapatkan kekerasan," sambungnya.

Baca juga: Fakta Baru, Ada Kekerasan di Kerangkeng Bupati Nonaktif Langkat, Lebih dari 1 Orang Meninggal

Dalam perspektif Komnas HAM, kata Anam, 100 persen telah terjadi kekerasan di kerangkeng milik Terbit.

Berkaitan dengan penganiayaan yang dialami penghuni kerangkeng, Komnas HAM telah mengetahui pola kekerasannya. Mulai dari waktu, infrastruktur untuk melakukan kekerasan, alat yang digunakan, keterangan kenapa terjadi kekerasan, hingga saksi dan pelaku kekerasan.

Menurut temuannya, kekerasan di dalam kerangkeng secara intensif atau terus menerus dilakukan ketika penghuni baru masuk ke kerangkeng. Semakin lama periode tinggal di kerangkeng, kekerasan yang diterima pun semakin berkurang.

"Apakah itu berhubungan dengan rehabilitasi, Itu temuan faktual yang terpola," katanya.

Kekerasan yang dilakukan pada penghuni kerangkeng ini hingga menghilangkan nyawa.

Menurut Anam, ada lebih dari satu penghuni yang meninggal dalam waktu setahun terakhir.

Dikatakannya, pihaknya sudah berbicara dengan Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak terkait dengan temuan tersebut.

Biasanya Komnas HAM menyimpulkan temuan dan setelahnya memberikan rekomendasi terkait kasus pelanggaran HAM.

Namun karena kasus kerangkeng di Langkat bersifat mendesak, ada beberapa saksi meminta perlindungan, dan agar kasusnya terurai, Komnas HAM menyerahkannya ke Kapolda.

Terungkap, kerangkeng di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin telah memakan korban jiwa. Polda Sumut dan Komnas Hak Azasi Manusia (HAM) masing-masing menemukan korban yang mengalami tindak kekerasan hingga hilang nyawa. Korban meninggal dunia dalam kurun tidak sampai setahun.KOMPAS.COM/DEWANTORO Terungkap, kerangkeng di belakang rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin telah memakan korban jiwa. Polda Sumut dan Komnas Hak Azasi Manusia (HAM) masing-masing menemukan korban yang mengalami tindak kekerasan hingga hilang nyawa. Korban meninggal dunia dalam kurun tidak sampai setahun.

"Kami serahkan ke Pak Kapolda. Ternyata Pak Kapolda juga sharing kepada kami terkait hal ini dan temuan mereka kurang lebih mirip. Waktu terjadinya kekerasan, klir. Infrastruktur terjadinya kekerasan juga klir, tempatnya juga klir, siapa yang melihat (saksi) juga klir," kata Anam.

Ketika ditanya apakah Terbit bertanggungjawab dalam kekerasan di kerangkeng. Choirul Anam menjelaskan, dalam konteks HAM ada yang harus bertanggungjawab dan saat ini pihaknya sedang didalami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

10 Lurah di Medan yang Naikkan Harga Sembako di Pasar Murah Diperiksa, Terancam Dicopot

Medan
Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Nakes di Simalungun Diperkosa di RS, 3 Pelaku Dibekuk Selang 5 Bulan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Medan
Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Jejak Penipuan Masuk Akpol Rp 1,3 M Iptu Supriadi dan Nina Wati di Sumut Sejak 2014

Medan
Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Jenazah Siswa SMK di Nias Korban Penganiayaan Kepsek Diotopsi

Medan
Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Pencuri Rokok Terjebak Jadi Biang Keladi Kebakaran 6 Ruko di Deli Serdang

Medan
Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Kepsek di Nias Penganiaya Siswa sampai Tewas Dibebastugaskan

Medan
Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Bus Rombongan Pelajar ke Berastagi Terbakar di Simalungun

Medan
Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Buaya Muncul di Sungai Paluh Putri Medan, BBKSDA Sumut Turun Tangan

Medan
Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Iptu Supriadi Akhirnya Ditangkap, Sempat Kabur Usai Jadi Tersangka Penipuan Rp 1,3 M

Medan
Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Razia Juru Parkir Liar di 12 Ruas Jalan di Medan, 10 Orang Ditangkap

Medan
Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Kepsek Diduga Aniaya Siswa SMK Nias hingga Tewas karena Tak Mau Angkat Genset

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Polisi Tangkap Kurir Bawa 23 Kg Sabu di Medan, Tak Jera Pernah 2 Kali Dipenjara

Medan
Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Melihat Kelakuan Pengendara di Medan, Ada yang Terobos Lampu Merah meski Dijaga Polisi

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com