Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Retno Tewas Dianiaya Geng Motor di Medan, Lindungi 2 Anaknya dan Istri yang Hamil

Kompas.com, 22 April 2022, 10:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Retno Suwito (26), warga Jalan Kail, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Medan, Sumatera Utara tewas dianiaya oleh geng motor, Rabu (24/4/2022) malam.

Penganiayaan terjadi saat Retno membonceng istri dan dua anaknya melintas di Jalan M Ilyas, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan sekitar pukul 23.40 WIB.

Tak hanya menganiata Retno, para pelaku yang berjumlah sekitar 20 orang itu juga menganiaya dua anak Retno yang masih balita.

Rasyid, rekan Retno bercerita saat kejadian, ia diajak korban untuk keluar membeli mie untuk sahur. Retno saat itu membonceng istri dan dua anaknya.

Baca juga: Korban Tewas Geng Motor di Medan Sempat Minta Tolong Sebelum Jatuh ke Parit

Sebelum kejadian, Rasyid dan Retno sempat berpapasan dengan pelaku.

Namun saat akan pulang, korban menyempatkan diri beli jamu di Simpang Kantor. Padahal Rasyid sudah mengajak korban untuk segera pulang karena membawa anak dan istri.

"Aku udah ngajak ayok balek kau bawa anak bini. Ngapain lagi ayok balek. Entah kenapa dia tergerak minum jamu. Belum lagi nenggak jamu, orang itu lewat oh itu dia itu dia, mutar, terus saya engkol kereta. Entah kenapa dia berhenti di simpang Sei Mati. Itu lah terjadi," katanya.

Rasyid mengatakan di lokasi kejadian, korban sempat turun dari motornya dan meminta sang istri membawa motor. Sementara Rasyid duduk di belakang motor.

Baca juga: 3 Pelaku Geng Motor yang Tewaskan Pria di Medan Saat Berboncengan dengan Anak Istri Ditangkap

"Pas di simpang Sungai Mati, Retno turun melindungi bini dan kereta, orang itu pun turun dari kereta sudah angkat sajam semua. Harapannya pelaku dihukum setimpal lah," katanya.

Video detik-detik Retno dihabisi geng motor itu pun viral di linimasa.

Dalam rekaman video yang viral di media sosial, korban sempat terlihat tertatih-tatih dan minta tolong kepada warga sebelum akhirnya jatuh ke dalam parit.

Sementara istrinya menggendong salah satu anaknya yang berusia 3 tahun. Belakangan diketahui jika istri Retno dalam kondisi hamil.

Sementara anaknya yang berusia 5 tahun berlari menuju ayahnya yang sekarat.

Baca juga: Viral Video Pria di Medan Tewas Dianiaya Geng Motor Saat Berboncengan dengan Anak Istri

Melihat suaminya terluka gara-gara geng motor, sang istri pun berteriak histeris.

"Abang, abang !" teriak istri Retno dalam rekaman video yang beredar.

Tak berselang lama, korban pun dibawa ke Rumah Sakit Mitra Delima.

"Saya lihat, korban sudah jatuh ke parit, istrinya nangis-nangis, ada anak-anaknya juga. Sepeda motornya di seberang," katan seorang saksi mata bernama Tjin Tjai alias Acai.

Lalu korban menghembuskan napas terakhirnya RS Bhayangkara Medan beberapa jam usai kejadian.

Curahan hati sang mertua

Suasana duka di rumah korban geng motor, Retno, saat berkendara dengan istri dan dua anaknya di Jalan M. Ilyas, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan pada Rabu (20/4/2022).KOMPAS.COM/DEWANTORO Suasana duka di rumah korban geng motor, Retno, saat berkendara dengan istri dan dua anaknya di Jalan M. Ilyas, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan pada Rabu (20/4/2022).
Jenazah Retno tiba di rumah duka di Kelurahan Sei Mati, Medan Pabuhan pada Kamis (21/4/2022.

Telihat sang istri, IK (23) tak sanggup berdiri di samping ambulans yang membawa jenazah suaminya. IK terlihat dipapah seorang perempuan paruh baya ke dalam rumah.

Heni Sukowatu, mertua Retno terlihat terus menangis ditemani dua cucunya yang juga dianiaya oleh anggota geng motor.

Ia bercerita di malam kejadian, Retno dan istrinya bersama dua anaknya keluar rumah untuk makan sekitar pukul 22.30 WIB.

Baca juga: Anakku Sudah Minta Tolong, Tapi Terus Dianiaya

Lewat pukul 23.00 WIB, anaknya yakni IK menghubunginya dan mengabarkan suaminya meninggal dunia.

Sambil menangis, Heni  bercerita jika anak dan menantunya sudah mengiba ke anggota geng motor agar takk dicelakai. Saat itu Retno usai terjatuh dari motor yang ia naiki.

Ternyata anggota geng motor itu membuntuti korban yang sedang membonceng anak dan istrinya di tengah malam.

Ketika di TKP, anggota geng motor itu menendang motor Retno hingga satu keluarga tersebut terjatuh.

Baca juga: Unik, Cegah Geng Motor Beraksi, Polisi Tasikmalaya Pukul Bedug Keliling Kota Bangunkan Sahur

Akibatnya dua anak korban yang masih kecil terluka di bagian kepala. Melihat korban terjatuh, anggota geng motor itu makin beringas.

Mereka menganiaya Retno secara membabi buta.

Pada saat itulah, Retno mengucapkan kalimat terakhirnya. Ia meminta kepada anggota geng motor untuk tak melukainya. Hal yang yang sama juga diucapkan istrinya, IK.

"Anakku minta tolong jangan lah. Tapi tetap dibacok orang itu. Gak ada (barang) yang diambil. Kalo bisa dikejar sampe dapat. Kejam kali orang itu. Anak saya lagi hamil. Di mana hati nurani orang itu Pak. Lihat lah anaknya ini," ungkap Heni Sukowati.

Baca juga: Cerita Korban Geng Motor di Tasikmalaya, Dikeroyok Pakai Tongkat Bisbol hingga Kabur Diselamatkan Warga

Akibat peristiwa tersebut, dua anak korban menjadi yatim termasuk calon bayi yang dikandung IK, istri korban.

"Anaknya luka di kepala. Jatuh di sepeda motor. Anakku sudah minta tolong, tapi terus diapain (dianiaya)," katanya.

Heni mengatakan cucunya juga mengalami luka di bagian wajahnya setelah ditendang para pelaku.

"Mukanya habis, yang perempuan juga luka dibagian wajahnya," sebutnya.

Baca juga: Pengakuan Anggota Geng Motor yang Aniaya Warga di Jombang: Karena Ikut Teman-teman

Ia mengatakan, cucunya yang menyaksikan ayahnya dibacok didepan matanya juga sempat histeris di lokasi kejadian.

Setelah korban terkena bacokan komplotan geng motor itu langsung pergi meninggalkan lokasi.

"Sepeda motornya nggak diambil, pas mereka jatuh langsung dibacoknya korban," ucapnya.

Heni mengungkapkan dirinya berharap agar pihak berwajib memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku.

"Kalau bisa dihukum seberat-beratnya, karena anak saya lagi hamil lima bulan. Gimana perasaan orang itu, anak saya lagi hamil lima bulan ditendang motornya," ujarnya.

Baca juga: Geng Motor Diduga Keroyok Warga di Jombang, 1 Pelaku Diringkus

Pelaku masih pelajar sekolah

Sementara itu Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan telah menangkap tiga pemuda pelaku penganiyaan.

Mereka adalah AP, AZR (16), dan AS (15). Ketiganya merupakan warga Belawan dan masih berstatus sebagai pelajar sekolah.

"Iya ketiganya berhasil ditangkap. (Tersangka lain) masih dikembangkan," katanya, Kamis (21/4/2022).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor : Khairina, Gloria Setyvani Putri), Tribun Medan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau