KOMPAS.com - Letjen TNI (Purn) Jamin Gintings adalah seorang pahlawan nasional yang berasal dari Tanah Karo, Sumatera Utara.
Jamin Gintings dikenal sebagai sosok pejuang yang berperan besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Jamin Gintings: Masa Muda dan Perjuangannya
Dalam sejarahnya, Tanah Karo merupakan kawasan tempat Jamin Gintings berjuang pada masa revolusi tahun 1945.
Baca juga: Pemkab Agam Usulkan Pemimpin Perang Kamang Jadi Pahlawan Nasional
Jamin Gintings lahir pada 12 Januari 1921 di Kampung Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Baca juga: Mengenal 5 Pahlawan Nasional dari TNI AL, RE Martadinata, hingga Hantu Selat Malaka
Nama lengkapnya adalah Jamin Ginting Suka, yang kemudian kerap disingkat menjadi Jamin Gintings dan ada juga yang menulis Jamin Ginting atau Djamin Gintings.
Ayah Jamin Gintings bernama Lantak Ginting Suka, sedangkan ibunya bernama Tindang Br Tarigan.
Jamin Gintings memiliki istri bernama Likas Tarigan, dan dikaruniai lima orang anak yang bernama Riemenda Jamin Gintings, Riahna Jamin Gintings, Sertamin Jamin Gintings, Serianna Jamin Gintings, serta Enderia Pengarapen Jamin Gintings.
Jamin Gintings memiliki tekad yang kuat, terutama dalam hal pendidikan. Ia mengenyam pendidikan dasar di Kabanjahe, dan kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Medan.
Namun Jamin Gintings tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena saat itu Jepang telah berkuasa di Indonesia mengalahkan Belanda pada tahun 1942.
Setelah putus dari pendidikan menengahnya, ia sempat bekerja sebagai kerani di sebuah kantor dagang Jepang di Kesawan, Medan.
Namun akibat tekanan Jepang pada orang Karo setelah terjadi peristiwa Aron, ia kemudian pindah ke Kabanjahe dan bekerja dengan menjual air tebu Berastagi.
Pada akhir tahun 1943, Jamin Gintings mendaftar untuk mengikuti pendidikan calon perwira Gyugun di Siborong-Borong.
Ia kemudian mengikuti pelatihan militer selama tiga bulan sampai ia menjadi perwira Gyugun dengan pangkat Letnan.
Setelah kekalahan Jepang, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Kabanjahe yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia.
Pasukan BKR yang ia pimpin kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mengikuti kebijakan pemerintah pusat pada 5 Oktober 1945.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.