MANDAILING NATAL, KOMPAS.com- Puluhan warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, dilarikan ke rumah sakit pada Selasa (27/9/2022).
Mereka mengalami muntah-muntah hingga pingsan setelah menghirup bau busuk.
Diduga, sejumlah orang itu terpapar gas beracun dari lokasi proyek yang dikerjakan PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP).
"Adanya kegiatan uji alir sumur (welltest) T-11 (Wellpad Tanggo) PT SMGP di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, yang menyebabkan adanya masyarakat diduga menjadi korban keracunan gas H2S (hidrogen sulfida)," ungkap Kepala Kepolisian Resor Mandailing Natal AKBP HM Reza Chairul, lewat pesan singkat, Rabu (28/9/2022).
Reza mengatakan, jumlah sementara warga yang dirawat di rumah sakit sedikitnya ada 54 orang.
Sebanyak 29 orang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan dan 25 lainnya di Rumah Sakit Permata Madina.
Menurut Reza, PT SMGP sudah memberi tahu soal rencana pembukaan sumur T-11 pada Selasa siang hingga 17.45 WIB.
Namun, pada sekitar 18.00 WIB, terdengar pengumuman dari masjid di Desa Sibanggor Tonga yang mengimbau agar masyarakat mengevakuasi diri.
Imbauan itu dikeluarkan setelah tercium bau busuk yang menyebabkan sejumlah orang mual hingga muntah.
Polisi bersama anggota TNI kemudian mengevakuasi warga di sekitar lokasi proyek geotermal tersebut.
Saat ini, sejumlah polisi diterjunkan untuk mengamankan lokasi pekerjaan PT SMGP.
"Untuk situasi di lokasi aman dan kondusif, dan kami terus berkomunikasi dengan masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak perusahan, pemerintah setempat," ujar Reza.
Baca juga: Puluhan Warga Karawang Keracunan Gas Klorin, Ini Bahaya untuk Kesehatan Menurut Pakar Toksikologi UI
Head of Corporate Communications PT SMGP, Yani Siskartika menyampaikan, masih berkoordinasi dengan tim di lapangan dan fokus ke penanganan warga yang ada di rumah sakit.
"Terkait kegiatan operasional perusahaan (uji alir sumur), semua sudah dilakukan sesuai prosedur, dan di bawah pengawasan oleh Direktorat Jenderal EBTKE, Pemkab, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait," kata Yani.
"Nanti kami informasikan kembali perkembangan selanjutnya," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.