PEMATANG SIANTAR, KOMPAS.com - Seorang ibu bernama Juni Melda Tambunan (28) mempertahankan 2 kuburan anaknya dari okupasi lahan oleh PTPN III Unit Kebun Bangun.
Ibu yang kini mengasuh 3 orang anak itu tak kuasa melihat ekskavator nyaris meratakan dua kuburan anaknya.
Kuburan mungil tanpa pusara itu terletak di belakang rumah Juni di Kelurahan Bah Sorma, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar. Wilayah rumah tersebut saat ini sedang diokupasi PTPN III Unit Kebun Bangun.
Baca juga: Warga Temanggung Gantung Diri di Pohon Lamtoro PTPN IX Bawen
Menurut Juni, pada 2015, orangtuanya membeli lahan di kawasan HGU dan mendirikan rumah. Namun belum lama ini Juni dan suaminya Fainda Simangunsong dan 3 orang anaknya pindah rumah untuk memperpendek jarak tempuh rumah ke sekolah anaknya.
Juni mengatakan, pada Senin (18/10/2022) saat penguasaan lahan berlangsung, tak ada satupun pekerja di lokasi yang percaya bahwa di lokasi itu ada makam anaknya. Ia pun menjerit dan menghalau ekskavator agar kuburan itu tak diratakan.
“Dua anak kandung saya meninggal sebelum dibaptis. Satu berumur 5 Bulan 3 Minggu meninggal tahun 2018. Satu lagi berumur 56 hari meninggal bulan Juni 2022 ini,” kata Juni ditemui di lokasi pemakaman, Rabu (19/10/2022).
“Belum sempat pembaptisan anak saya sudah meninggal. Jadi menurut adatnya kuburan itu gak boleh pakai tanda (pusara),” imbuhnya.
Juni ditemani suaminya akhirnya membersihkan batang-batang kayu dari kuburan itu lalu memberi tanda. Ia juga menaburkan bunga di makam mungil itu.
"Semalam kami bersihkan kuburan ini bercampur nangis,” ucapnya.
Baca juga: Ayah dan Anak Dibacok Maling di Pematangsiantar, Korban Butuh Biaya Operasi
Kehilangan dua buah hatinya masih menyisakan trauma yang mendalam bagi Juni. Ia pun menyimpan beberapa foto bayinya semasa hidup di ponsel.
"Inilah foto-fotonya," kata Ibu yang sehari harinya berdagang keliling itu.
Masih kata Juni, sebelum peristiwa pendudukan lahan, ia pernah bermimpi melihat sosok dua buah hatinya, memanggil ibu lalu mengelus punggungnya. Ia pun tak menyangka mimpi itu jadi pertanda.
“Trauma, rasa sakitku dan aku belum siap ditinggal anakku. Baru tiga bulan yang lalu anakku meninggal, ku lihat lah seperti ini kuburan anakku, ditimpa semua ini semalam. Ngeri kali, sakit kali, nggak dirasakan orang itu bagaimana rasanya melahirkan,” ucapnya.
Saat ditemui, Asisten Personalia Kebun Bangun Doni Manurung mengatakan, jauh hari sebelumnya, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga yang menduduki lahan HGU Aktif PTPN III agar mengosongkan lahan.
Doni menuturkan, dari data yang dimilikinya, tidak ditemukan tanah wakaf di lahan tersebut. Pun demikian, pihaknya siap bertanggung jawab apabila ada warga yang merasa dirugikan.