Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Johan, Sukses Beternak Kalkun hingga Buka Usaha Kuliner, Berawal dari Tak Bisa Makan Daging

Kompas.com - 11/11/2022, 16:24 WIB
Dewantoro,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Bagi siapapun yang ingin beternak kalkun, bisa memulai dari anakan atau day old chicken (DOC). Umurnya sekitar satu-dua bulan yang terdiri dari satu ekor jantan dan 3 ekor betina.

Ada alasan kenapa betina harus lebih banyak.

Menurutnya, kalkun gemar kawin. Jika hanya ada satu, betinanya akan terluka karena dipatok saat kawin.

Suka duka beternak kalkun

Johan pernah mengalami kerugian besar saat kalkunnya mati. Penyakit yang paling sering menyerang kalkun adalah snot dengan gejala seperti flu, mata dan muka bengkak. Bila terkena, jarang kalkus yang selamat.

"Dulu kita mulai dari otodidak karena emosional waktu itu. Jadi pelihara kalkun memang gak punya latar belakang sedikit pun. Tapi begitulah dicoba Allah rupanya. Umur 3 bulan kita punya anakan kalkun kena penyakit snot. Waktu itu lebih kurang 300 ekor usia tiga bulan mati. tapi saya gak kapok. Saya cari lagi," katanya.

Dari pengalamannya, untuk mengatasi penyakit itu dan membuat kalkunnya lebih sehat, dia memberi minuman campuran dari jahe, kunyit, pinang muda, gula merah yang diblender.

Kalkun berusia 3 bulan sudah bisa diberi minuman tersebut.

"MUdah-mudahan dia tak akan kena snot lagi. Paling kutil, itu gampang, kasih betadin sembuh," katanya.

Memelihara kalkun, menurutnya lebih ekstra dibanding ayam. Dari DOC hingga 3 bulan, kalkun tidak boleh menyentuh tanah. Kandang dibuat tinggi dengan para-para dan kondisinya kering.

"Itu kenapa di sini kami kasih kandang seperti ini. Tak boleh sentuh tanah mungkin karena kulitnya tipis ya," beber dia.

Diberi pakan organik

Johan menjelaskan, puluhan ekor kalkun di kandangnya hanya diberi makanan organik yang terbuat dari 20 persen dedak, ditambah 50 persen dedaunan, kol, sawi dan limbah sayuran lainnya.

Di lahannya dia juga menanam daun indigovera yang memiliki manfaat baik bagi perkembangan kalkunnya.

Prospek menguntungkan

Beternak kalkun, menurutnya akan menguntungkan. Sebab saat ini dua tempat kuliner kalkun dengan bumbu khas Aceh masih kekurangan pasokan.

Tidak cukup kalau hanya mengandalkan dari kalkun yang dipeliharanya. Dia juga mendatangkan kalkun dari Sumatera Barat.

"Untuk kesehatan ini baik. Saya asam urat tapi bisa makan ini. Jadi besar potensinya," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Beredar Spanduk 'Tolak Cawapres Asam Sulfat' di Medan, TKD Prabowo-Gibran Angkat Bicara

Medan
Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Predator Anak di Tapteng Ditangkap di Bekasi, Korban Berjumlah 8 Orang

Medan
Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca di Medan Hari Ini, 7 Desember 2023: Malam Hujan Lebat

Medan
Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Puting Beliung Tumbangkan Pohon di Taput: 4 Rumah Rusak, 1 Warga Tewas

Medan
Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Oknum Polisi yang Ditangkap TNI karena Miliki Sabu Divonis 4 Tahun Penjara

Medan
Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Cerita Ayah di Medan Lihat Anaknya Kejang di Kamar Kos dalam Kondisi Mengenaskan, Korban Diduga Diperkosa

Medan
Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas

Medan
Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Truk Masuk Jurang di Taput Saat Jalan Dilalui Mendadak Ambles, 1 Orang Tewas

Medan
Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar

Medan
Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Update Erupsi Gunung Marapi, 22 Pendaki Tewas, 13 Jenazah Telah Dievakusi

Medan
Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Erupsi Gunung Anak Krakatau, PVMBG Ungkap Penyebabnya

Medan
Bocah 15 Tahun di Medan Meninggal Usai Diduga Diperkosa Sesama Pelajar, Korban Kejang di Kosan

Bocah 15 Tahun di Medan Meninggal Usai Diduga Diperkosa Sesama Pelajar, Korban Kejang di Kosan

Medan
Pemotor di Sergai Tewas Masuk Parit Usai Mabuk Tuak

Pemotor di Sergai Tewas Masuk Parit Usai Mabuk Tuak

Medan
Siswi SMK di Medan Diduga Meninggal Usai Diperkosa, Pelaku Ditangkap

Siswi SMK di Medan Diduga Meninggal Usai Diperkosa, Pelaku Ditangkap

Medan
Siswi SMK di Medan Tewas Diduga Usai Diperkosa di Indekos

Siswi SMK di Medan Tewas Diduga Usai Diperkosa di Indekos

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com