Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Suami Mutilasi Istri di Humbang Hasundutan, Polisi Sebut Keterangan Pelaku Simpang Siur

Kompas.com, 14 November 2022, 09:09 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kasus mutilasi menghebohkan warga Desa Pasaribu, Kecamatan Dolok sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Seorang suami, Harapan Munthe (44) membunuh dan kemudian memutilasi tubuh istrinya, istrinya, Nurmaya Situmorang (43), pada Sabtu (12/11/2022).

Kini, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan polisi.

Kepala Satuan Reserse (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Humbahas Iptu Maruli Purba Tanjung mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku nekat melakukan aksi sadis itu karena sakit hati.

Menurut keterangan pelaku, ia sakit hati istrinya diduga selingkuh dengan kerabatnya sendiri.

Baca juga: Suami di Sumatera Utara Mutilasi dan Bakar Istri

Namun, sebut Maruli, keterangan pelaku simpang siur.

"Motifnya sakit hari. Namun sakit hati yang seperti apa, masih kami dalami. Karena keterangan pelaku simpang siur," ujarnya, Minggu (13/11/2022), dikutip dari Tribun Medan.

"Kadang dia bilang bahwa istrinya ada selingkuh sama anak abangnya. Ini masih kami dalami. Untuk sementara, motifnya karena sakit hati," ucapnya.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kondisi kejiwaan pelaku, polisi berencana akan memeriksanya.

Baca juga: Kronologi Suami Mutilasi dan Bakar Istri di Sumut, Keluarga Curiga Pelaku Bawa Karung ke Belakang Rumah

Kronologi pembunuhan dan mutilasi di Humbang Hasundutan

Kasus mutilasi ini terungkap oleh kerabat pelaku.

Kapolres Humbang Hasundutan AKBP Achmad Muhaimin melalui Kasi Humas Aipda SB Lolo Bako menuturkan, saat itu, saksi melihat pelaku pergi ke belakang rumah membawa sebuah karung. Ia kemudian membakarnya.

Baca juga: Suami Ketahuan Mutilasi Istri di Doloksanggul Usai Saksi Lihat Pelaku Bawa Karung, Ternyata Berisi Bagian Tubuh

Saksi yang merasa curiga lantas mengecek ke belakang rumah. Di sana, dia menemukan potongan anggota tubuh korban.

"Dan kemudian saksi melaporkan kejadian itu ke Polres Humbahas. Lalu, polisi turun untuk melakukan olah TKP," ucapnya, Sabtu, kepada Kompas.com.

Baca juga: Aksi Sadis Suami di Sumut Mutilasi Istri, Pelaku Mengaku ke Keponakan Setelah Bunuh Korban

Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sejumlah anggota tubuh korban dalam keadaan terpisah.

Usai olah TKP, polisi lantas menangkap pelaku.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu | Editor: Robertus Belarminus)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul TERBONGKAR, Ini Alasan Harapan Munthe Mutilasi dan Rebus Tangan Istri di Panci, Anak Menyaksikan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau