Rasa khawatir seketika muncul. Ibnu takut, bayinya yang lahir dalam kondisi sehat dan sempurna, terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Terjawab risaunya, telapak kaki anaknya merah membara, ada bekas luka dan kulitnya terkelupas.
Pikirannya langsung gara-gara mengikuti program stunting yang ditawarkan rumah sakit.
"Panik aku, telapak kakinya merah darah. Ku tanya perawat, jawabannya tak memuaskan. Anak ku gelisah, macam kesakitan. Baru beberapa hari lahir, awalnya cantik, kok sekarang jadi begini," ucapnya.
Hasil rembug keluarga, diputuskan melaporkan kejadian ke Polda Sumut. Didampingi pengacara Siti Junaida Hasibuan, laporan Ibnu diterima dengan bukti laporan Nomor: STTLP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumut, tertanggal 14 Maret 2023.
Siti mengatakan, kasus yang menimpa kliennya harus menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah.
"Saya minta Polda Sumut kerja cepat menindaklanjuti laporan kami. Pemerintah pusat dan daerah harus mengetahui dugaan malpraktik program stunting pemerintah ini," kata Siti.
Direktur RS Mitra Medika Sjahrial R Anas yang dikonfirmasi lewat sambungan telepon membenarkan kasus bayi yang kakinya melepuh usai di-skrining hipotiroid kongenital di rumah sakitnya.
Kata Anas, pemeriksaan itu dianjurkan pemerintah kepada setiap bayi lahir.
Biasanya, diambil darahnya dari kaki yang diletakkan ke kertas. Kertasnya di kirim ke Kementerian Kesehatan, di sana diperiksa.
Faktor tiroid bisa menimbulkan gangguan mental dan pertumbuhan anak.
"Cara melakukannya, kaki anak dikompres air panas supaya terjadi pengembangan pembuluh darah sehingga kalau dicucuk (ditusuk) sedikit saja, darahnya bisa banyak keluar. Bisa tertampung sesuai yang ditentukan kertas darah yang mau dikirim. Waktu dilakukan sama anak itu, tiba-tiba besoknya dilihat kok melepuh kakinya. Kita pun melakukan investigasi, itulah kejadiannya," bebernya.