Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Menurunkan Angka Stunting di Sumut

Kompas.com, 8 April 2023, 03:02 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pada Maret 2023, Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menggelar pertemuan virtual dengan pemerintah kabupaten dan kota se-Sumatra Utara.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjadi orang pertama yang melaporkan capaian dan langkah-langkah penanganan stunting serta pengentasan kemiskinan ekstrem yang sudah dan akan dilakukan.

Saat itu, Edy didampingi Kepala Dinas Kesehatan Alwi Mujahit, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Ismael Sinaga dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3A-KB) Manna Wasalwa Lubis.

Edy menjelaskan, mereka sudah memberi asupan makanan bergizi, bantuan modal usaha, hingga perbaikan rumah, untuk menurunkan angka stunting. 

Hasilnya, terjadi penurunan angka prevalensi sebesar 4,7 persen dari 25,8 persen pada 2021 menjadi 21,1 persen di 2022, berdasarkan SSGI 2022.

Meski diakui Edy, beberapa kabupaten masih membutuhkan penanganan yang lebih kuat.

Pihaknya menargetkan prevalensi terus menurun sampai 14 persen.

"Penanganan stunting terus diupayakan, baik dari segi pendataan dengan jemput bola sampai mengidentifikasi faktor kesehatan sebagai salah satu pemicu stunting,” kata Edy, dikutip dari rilis Diskominfo Sumut, Selasa (4/4/2023).

Beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan evaluasi bersama adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih minim, belum maksimal memanfaatkan pelayanan dan tenaga kesehatan seperti puskesmas maupun posyandu.

Kurang baiknya sanitasi dengan menggunakan air sungai sekaligus jamban keluarga dan penggunaan bahan kimia untuk penambangan yang diduga kuat mengganggu kesehatan.

"Kami terus berusaha menyelesaikan masalah ini,” kata Edy.

Setelah menyempurnakan data (validitas data), Pemprov Sumut akan meminta bantuan ke berbagai pihak seperti mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan menempatkan dokter muda di kawasan yang dinilai membutuhkan.

“Juga berkaitan pernikahan dini, bagaimana kesiapan mereka berkeluarga. Ini masih terus kami kejar, Pak,” imbuhnya.

Soal kemiskinan ekstrem, Edy menyampaikan, pada 2021 terdapat 1,34 juta jiwa penduduk miskin. Sementara di 2022 turun menjadi 1,27 juta jiwa.

Hal ini masih berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang menyebabkan anjloknya perekonomian dari banyak sektor dan memicu munculnya orang miskin.

“Data miskin ekstrem di angka 120.000 jiwa. Kami masih mencari tahu faktor penyebabnya. Upaya kita masih terus berjalan seperti program bedah rumah, bantuan sosial, bantuan stimulus ekonomi untuk UMKM, petani, nelayan dan sebagainya,” katanya lagi.

Angka kemiskinan di Sumut pada 2021 menduduki peringkat ke-18 secara nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebesar 9,01 persen pada Maret 2021.

Pada September 2021, jumlahnya menjadi 8,49 persen atau turun 0,52 poin.

Stunting di Mandailing Natal

Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi Utammi Nasution pun memaparkan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem di daerahnya.

Di antaranya faktor geografis, kawasan pegunungan dengan jarak pemukiman di beberapa tempat cukup jauh dari pusat kota, dan rendahnya kesadaran masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Selain mendukung upaya Pemprov Sumut, pihaknya juga meminta pemerintah pusat memberi perhatian lebih untuk mempercepat penyelesaian masalah.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, roadshow virtual ini, untuk mendapat laporan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Sumut menjadi provinsi ke-14 selama 16 hari pelaksanaan. Sejumlah kabupaten menjadi sasaran, yaitu Madina, Padanglawas, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Nias Selatan, dan Tapanuli Tengah.

"Kami akan mengidentifikasi semua isu, kendala dan masalah serta membahas solusinya," kata Muhadjir.

Stunting di Medan

Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dicanangkan Wali Kota Medan Bobby Nasution dinilai berkontribusi menurunkan angka stunting.

Pada Februari 2022, jumlah anak penderita stunting mencapai 550 anak. Kemudian Agustus 2022 menjadi 364 anak, dan Februari 2023 tinggal 298 anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPMPPKB) Edliaty Siregar mengatakan, Program BAAS dilaksanakan November 2022 sampai sekarang masih berlangsung.

Melibatkan wali kota, wakil wali kota, sekretaris daerah, seluruh pejabat eselon dua dan tiga, unsur Forkopimda dan Pelindo.

Setiap bulan, para bapak asuh memberi bantuan sebesar Rp 500.000 untuk disalurkan dalam bentuk makanan bergizi.

Setiap minggu, makanan tambahan berupa protein hewani, sayur-sayuran dan beras diberikan kepada anak penderita stunting melalui Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB).

“Bahan makanan tambahan itu kita antar ke rumah si anak setiap minggu,” kata Edliaty, saat ditemui di balai kota, Rabu (5/4/2023).

Sampai saat ini, sudah disalurkan 12 tahap. Laporan petugas data, awalnya jumlah anak stunting yang menerima bantuan sebanyak 360, berkurang menjadi 353 karena mengikuti orangtuanya yang pindah ke kota lain.

Sesuai jadwal, program akan berlangsung selama enam bulan, sehingga ada sisa 12 tahap penyaluran lagi.

Selain memantau kebutuhan anak stunting, PPLKB di setiap kelurahan juga membantu perekonomian setiap keluarga meningkat supaya dapat memenuhi asupan gizi anaknya.

"Kalau kita nilai ayah maupun ibunya bisa membuka usaha, kita bantu," ucap Edliaty.

Pemberian makanan tambahan, Program BAAS, dan bantuan modal UMKM untuk keluarga yang anaknya terkena stunting adalah upaya yang dilakukan Pemkot Medan dalam menangani masalah kurang gizi kronis yang disebabkan minimnya asupan gizi dalam waktu lama sehingga mengganggu tumbuh-kembang anak.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau