Diberitakan sebelumnya, penyidik Ditreskrimsus Polda Sumut, Briptu Irayati Gurusinga pada Senin (10/4/2023) malam mengatakan, modus pelaku adalah meretas akun Facebook lalu membuat postingan seolah-olah menerima give away dari Baim Wong.
Di postingan tersebut, pelaku juga menyertakan link WhatsApp.
Pelaku juga mengajak korbannya untuk meng-klik link WhatsApp agar juga dapat give away.
Korban yang tertarik, lanjut Irayati, langsung meng-klik link WhatsApp dan langsung terhubung dengan akun WhatsApp yang sudah diset dari awal sebagai akun Baim Wong.
"Setelah itu dijanjikan give away Rp 20 juta namun korban diminta dulu membayar biaya administrasi dan segala macamnya, korban merasa tertarik kemudian keterusan sampai korban yang kita tangani alami kerugian 150 juta," katanya.
Baca juga: Terbongkarnya Modus Penipuan Kotak Amal Online di Masjid Kawasan Jaksel, QRIS Palsu Disebar
Berdiri di sebelah Baim Wong, Irayati mengatakan, pelaku berinisial MK. Dia beraksi seorang diri sejak Desember 2022 hingga Januari 2023.
Saat ini, ada dua orang korban yang ditangani di Ditreskrimsus Polda Sumut. Korbannya mengalami kerugian Rp 149 juta dan Rp 4 juta.
Dikatakannya, selama pengejaran, MK sempat kabur namun akhirnya berhasil ditangkap di rumahnya di Tanjung Balai sekitar seminggu yang lalu.
"MK sudah jadi tersangka. Sudah ditahan juga," katanya.
Baim Wong yang namanya dicatut, pada Senin (10/4/2023) malam mengatakan datang ke Polda Sumut karena ada penangkapan pelaku penipuan yang mengatasnamakan dirinya.
"Orangnya sudah ditangkap, saya dipersilakan untuk bertemu. Saya menanyakan kenapa melakukannya dan lain-lain," katanya.
Baim juga menyampaikan terima kasih ke Polda Sumut atas respon cepat dalam penanganan kasus tersebut.
Padahal, lanjut Baim, dia tidak pernah membuat laporan di Polda Sumut.
"Sebenarnya (penipuan seperti) ini kan sudah lama ya. Tahun 2022 sudah ketangkap ada 10 orang, saya kira sudah selesai semuanya," katanya.
Baca juga: Penipuan Modus QRIS Amal Palsu Ditemukan di Masjid Kebayoran Lama, Pondok Indah, dan Kalibata
Dia sempat mendiamkan tapi ternyata masih banyak yang mengadu.
Bahkan ada warga di Singapura yang berkebangsaan Indonesia menjadi korban dan memiliki bukti-buktinya.
Akhirnya dia kembali bergerak untuk mencari korban penupuan lainnya berikut denga bukti-buktinya.
"Kalau ada bukti-buktinya, saya langsung laporin. Ada tiga kali saya laporin di Jakarta. Tiba-tiba ada kabar dari Kepolisian Sumatera Utara, tapi saya juga enggak lapor di sini. Jadi memang masih seperti itu ya," katanya.