Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Korban Pencurian Rumah Mewah di Palembang Pilih Tidur di Ruang Tamu

Kompas.com, 16 Mei 2023, 14:40 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Aksi pencurian terjadi di salah satu rumah mewah di Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatra Selatan, pada Selasa (2/5/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

Pada siang itu, pelaku masuk ke dalam melalui jendela saat kondisi rumah sedang kosong ditinggal pemiliknya yang sedang bekerja.

Akibat pencurian tersebut, pasangan suami-istri pemilik rumah, Halimah Tussakdiah (40) dan Alansyah (37) mengaku mengalami kerugian mencapai hampir Rp 1 miliar, yang terdiri dari uang tunai dan perhiasan emas.

Kronologi kejadian

Korban mengatakan, saat kejadian, dia beserta suaminya sedang berjualan di pasar. Sebelum pulang ke rumah, korban menjemput anaknya terlebih dahulu di sekolah.

Setibanya di rumah, korban terkejut melihat kondisi rumah, termasuk kamar tidur telah berantakan.

Melihat kondisi itu, korban pun bergegas mengecek brankasnya yang disimpan di dalam lemari. Benar saja, uang tunai dan emas senilai Rp 842 juta hilang beserta brankasnya.

Baca juga: Ditembak hingga Berlumuran Darah, Pelaku Pencurian Ini Ingin Menyerang Polisi Pakai Badik

Masih trauma

Halimah dan suaminya, Alansyah, saat ini disebut masih trauma akibat kejadian tersebut. Hal itu diungkapkan oleh kakak Halimah, Maryani (53), di lokasi kejadian, pada Senin (15/5/2023).

Maryani menyampaikan, adiknya saat ini masih mengalami syok dan belum bisa berkata banyak sehingga masih enggan bertemu awak media.

"Jadi mereka itu pasca kejadian tidak mau tidur di kamar, mereka merasa masih syok dan takut jika harus tidur di kamar yang dibobol pencuri itu. Jadi sampai sekarang mereka kalau tidur itu bentang kasur di ruang tamu," kata Maryani, dikutip dari TribunSumsel.com, Selasa (16/5/2023).

Meski masih tetap menjalani aktivitasnya sebagai pedagang, Maryani menjelaskan, Halimah kini lebih banyak diam.

"Sekarang dia masih banyak diam, kalau ditanya perkembangan kasus ini dia juga banyak tidak mau ngomong dan minta untuk menyerahkan kasus ke pihak kepolisian, katanya pusing kalau ingat soal itu," ujar Maryani.

Bahkan, menurutnya, adiknya sempat tak mau makan setelah kejadian tersebut.

"Yang dicuri itu juga bukan semuanya milik dia pribadi, di sana ada uang yang digunakan untuk usaha, untuk dagang," ucap Maryani.

Baca juga: Rumah Mewah di Palembang Dibobol Maling, Gondol Brankas Berisi Emas dan Uang Senilai Rp 1 Miliar

Keterangan polisi

Kapolsek Kertapati, Palembang, AKP Alfredo Hidayat membenarkan soal adanya peristiwa pencurian di rumah mewah tersebut.

"Ketika kami mendapatkan informasi, pihak reskrim polsek juga mendatangi TKP, melakukan olah TKP, dan mengambil keterangan saksi-saksi di lapangan guna penyelidikan lebih lanjut, dan hingga kini masih dalam penyelidikan," papar Alfredo, Senin (16/5/2023).

Dia menjelaskan, usai kejadian pencurian itu, korban langsung melapor kepada pihak Polda Sumsel.

"Korban melapor ke Polda Sumsel. Begitu tahu, petugas polda Sumsel, jatanras, langsung ke TKP juga melakukan olah TKP dan mengambil keterangan saksi-saksi di TKP. Hingga kini pelaku masih dalam penyelidikan," jelasnya.

Alfredo pun mengaku, pihaknya kini masih menyelidiki lebih lanjut perihal identitas pelaku, namun telah ada pihak yang dicurigai sebagai pelaku.

"Kita juga masih berkoordinasi dengan pihak Polda Sumsel karena jatanras Polda Sumsel ikut menangani kasus ini," ungkap Alfredo.

Sementara itu, Dirkrimum Polda Sumsel, Kombes Anwar Reksowidjojo membenarkan mengenai laporan pencurian di rumah Halimah.

Dia memastikan, saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman terhadap kasus tersebut.

"Sudah ditindaklanjuti, masih proses penyelidikan dan pendalaman terus," pungkasnya saat dikonfirmasi, Senin (15/05/2023).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Tangkap Wanita Pemilik 1 Kg Sabu di Tebing Tinggi, Polisi: Pelaku Sempat Melarikan Diri
Medan
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Dinas P3AKB Minta Foto Anak Diduga Bunuh Ibu Tak Disebar di Medsos
Medan
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Soal Anggaran Pemulihan Bencana, Bobby Nasution: Akan Ada Perubahan di RAPBD 2026 Sumut
Medan
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Kasus Dugaan Anak Bunuh Ibu di Medan: Polisi Gelar Pra-Rekonstruksi Selama 6 Jam
Medan
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
Medan
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
BPBD Update Banjir-Longsor di Sumut: 355 Meninggal, 84 Hilang, dan 30.266 Mengungsi
Medan
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Mayjen Rio Berpesan untuk Gubsu Bobby Nasution: Izin Tambang Perlu Dievaluasi
Medan
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
THM De Tonga Medan Digerebek, 4 Butir Inex dan 82 Miras Ilegal Disita serta 7 Orang Ditangkap
Medan
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Menjarah dan Merusak Warung Warga Usai Tawuran, Pemuda di Medan Ditembak
Medan
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau