Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Berkalung GPS Resahkan Warga Langkat, Petani Dikejar, Anjing Diterkam

Kompas.com, 22 April 2024, 10:08 WIB
Dewantoro,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Warga Dusun Damar Itam, Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, resah dengan kemunculan harimau kurus di ladang dan permukiman.

Harimau itu diduga salah satu yang dilepasliarkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya sebulan lalu.

Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Minggu (21/4/2024) malam, seorang warga bernama Suparno mengatakan, harimau sumatera (Pantera tigris sumatrae) itu muncul di ladang sawit dan karet dalam seminggu terakhir. Warga pun ketakutan ke ladang.

Baca juga: Buaya Muara Muncul di Sungai Medan, BBKSDA: Itu Lokasi Perlintasannya, Waspada

"Harimau itu kurus. Ada kalung di lehernya. Tak cuma nampak, ada warga yang dikejar pas melintas naik kereta (sepeda motor). Nah tadi (Minggu) pagi nampak di pinggir sungai. Sorenya, ada anjing warga diterkam, luka di perutnya," katanya.

Harimau dan gajah

Suparno menjelaskan, kemunculan harimau juga membuat sekuriti kebun sawit di dekat permukiman warga tak bisa bekerja. Hal tersebut menjadi dilema karena sawit dan karet adalah mata pencarian masyarakat. Semakin berat karena selain harimau, rombongan gajah liar juga datang.

Baca juga: Konflik Harimau di Lampung, Jok Motor Warga Robek Panjang Kena Cakar

"Beberapa hari ini, rombongan gajah liar juga datang. Tanaman karet dan sawit warga rusak. Kita enggak bisa apa-apa. Mau ke ladang takut harimau. Ladang enggak dijaga, gajah masuk. Dobel-dobel derita kami di kampung," beber dia.

Dikatakannya, permukiman dan ladang warga memang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), makanya tidak heran jika kedua satwa dilindungi itu kerap datang.

Keresahan warga ini sudah disampaikan ke kepala dusun hingga camat. Ia yakin keresahan ini diketahui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut).

"Pernah ada polisi hutan datang. Tim dari BBKSDA Sumut juga sudah datang membawa kandang jebak yang diangkut dengan mobil," katanya.

Dia berharap keresahan warga dapat ditangani pihak terkait. Baik itu BBKSDA Sumut yang menangani satwa dilindungi di dalam maupun di luar kawasan konservasi serta Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) dan lainnya.

"Ini sudah meresahkan warga. Jangan sampai ada korban di masyarakat lah," tutur dia.

Camat Sei Lepan, Muhammad Iqbal saat dikonfirmasi pada Senin (22/4/2024) pagi, membenarkan informasi kemunculan harimau di Desa Mekar Makmur.

"Udah dtg BKSDA pak. Ijin bg .sampai saat ni dr TNGL dan BPKSDA sudah turun ke lokasi...akan mencari lg HS nya bg...mhon doa nya bang smoga cepat tertangkap," ujar dalam pesan teks.

Iqbal mengirimkan foto mobil putih berlogo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, yang berhenti. Di atasnya terdapat kandang jebak yang diduga untuk menangkap harimau yang sudah meresahkan warga di Langkat itu.

Dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin pagi, Humas BBKSDA Sumut, Nofriyeni mengatakan, sudah ada kandang jebak diturunkan ke lokasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
 Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Tim SAR Pergi, Betty Ritonga Terus Mencari Ibunya yang Terseret Banjir dan Longsor di Hutanabolon
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Periksa Ayah dan Kakak Pelaku
Medan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Sempat Terputus Akibat Longsor, Akses Jalan di Sipirok Tapanuli Selatan Mulai Bisa Digunakan
Medan
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau