Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konjen Malaysia: Pilih Investasi di KEK Sei Mangkei atau di IKN?

Kompas.com - 27/06/2024, 13:18 WIB
Dewantoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sembilan konsulat dan perwakilan negara sahabat berkunjung ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, di Kabupaten Simalungun, Rabu (26/6/2024) sore.

Kunjungan ini dilakukan setelah mereka berkunjung ke Danau Toba dan mendapatkan presentasi dari sejumlah perwakilan kabupaten tentang peluang investasi di Sumatera Utara.

Sembilan perwakilan negara asing itu yakni Konsulat Amerika Serikat di Medan, Bernard C. Uadan, perwakilan Konjen China Li Hongwei, Konjen Malaysia Shahril Nizam bin Abdul Malek, Konjen Singapura Edmund Chia, dan Konjen Jepang Takonai Susumu.

Kemudian, Konjen Kehormatan Thailand Martono Anggusti, Konjen Kehormatan Belanda Ony Hindra Kusuma, dan Konjen Kehormatan Jerman, Daniel Adhiyaksa Darmadi.

Kunjungan mereka ke KEK Sei Mangkei adalah rangkaian kegiatan North Sumatera Invest (NSI) yang digelar oleh Pemprov Sumut dengan Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara.

Baca juga: 2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Di hadapan perwakilan negara-negara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Provinsi Sumatera Utara Alfi Syahriza memberi penjelasannya.

Dia mengatakan, KEK SEI Mangkei memiliki bisnis utama berupa industri kelapa sawit dan karet dengan fokus hilirisasi berskala besar dan berkualitas internasional.

"Pertumbuhan industri di Sumut sangat pesat. Selain KEK SEI Mangkei, ada juga Kawasan Industri Medan (KIM)," kata dia.

Direktur PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA) VT Moses Situmorang menjelaskan, luas KEK Sei Mangkei mencapai 1.993,8 hektar.

Kawasan ini dikelola secara bersama dengan PT Perkebunaan Nusantara III (Persero) dan PT KINRA berfokus pada industri pengolahan kelapa sawit dan karet.

Moses juga mengatakan, saat ini ada tujuh perusahaan yang sedang under construction, dengan target dapat beroperasi di tahun 2025.

"Setelah itu akan masuk lagi tiga. Estimasi investasi hingga tahun 2031 selesai. Sektor yang mendominasi di KEK SEI Mangkei oleokimia dan refinery CPO," ujar dia.

Baca juga: Per 31 Mei 2024, Pembangunan IKN Habiskan Rp 5,5 Triliun

 

KEK Sei Mangkei atau IKN

Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kaltim.Dok. PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Shahril Nizam bin Abdul Malek sempat mempertanyakan apa keunggulan berinvestasi di KEK Sei Mangkei.

Sebab, kata dia, di saat yang sama ada ajakan untuk berinvestasi ke Ibukota Negara (IKN) dengan insentif dan garansi waktu pengembalian investasi 10-20 tahun.

Mendapat pertanyaan itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Yura A Djalins menjelaskan, jarak tempuh antara Malaysia dan Sumatera hanya sekitar satu jam lewat udara.

Selain itu, peluang investasi lain yang bisa dikerjasamakan seperti dari sisi pariwisata, industri, hingga pertanian.

IKN, kata dia, menawarkan investasi di sektor infrastruktur, sedangkan Sumatera Utara menawarkan industri hilirisasi.

Usai berdiskusi di dalam ruangan, perwakilan negara-negara itu juga diajak mengunjungi pabrik pembuatan es krim yang beroperasi di KEK Sei Mangkei.

Diberitakan sebelumnya, Sekda Sumut, Arief S. Trinugroho, mengatakan, NSI merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pemprov Sumut dan Perwakilan BI Sumut.

Tujuannya untuk memperkenalkan peluang investasi kepada calon investor melalui sejumlah konsulat dan perwakilan sejumlah negara.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumut, IGP Wira Kesuma mengatakan, posisi BI adalah membantu Pemerintah.

Selain stabilitas makro ekonomi, juga bagaimana BI membantu mendorong pertumbuhan.  

Menurut Wira, yang menjadi tantangan adalah bagaimana bersaing dengan negara-negara lain.

Di antaranya dengan membuat proyek-proyek menarik, sehingga memiliki daya saing.

Di luar tantangan itu, Sumut mempunyai keunggulan dari sisi populasi, sehingga memiliki demand yang tinggi.

"Kemudian dari sisi supply tenaga kerja juga ada, terlebih di Sumut ini dan Pemerintah sudah berupaya bagaimana meningkatkan memperbaiki iklim investasi."

"Kita juga sudah memiliki Perda Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com