Kini, Sunaryo sedang dihadapkan pada persoalan pemeliharaan peralatan reognya.
Dijelaskan, kondisi topeng singo barong yang dilapisi kulit harimau milik ayahnya telah terkelupas dan mulai tampak kurang menarik.
Selain itu, kondisi bulu merak yang ada di mahkota singo barong juga terlihat kusam dengan warna yang memudar.
Perhitungan dia, biaya pemeliharaan itu akan memakan biaya besar, mencapai puluhan juta.
Baca juga: Cerita Seniman Reog Ponorogo Berusia 60 Tahun: Berkesenian Tak Perlu Pamrih
Sebetulnya ia telah mencoba menyampaikan hal itu kepada pemangku kebijakan, mulai dari tingkat desa hingga tingkat Provinsi Sumatera Utara. Sayangnya, permintaan itu belum mendapat respons positif.
"Paling tahun lalu lah, sanggar pernah dikasih bantuan untuk pemeliharaan Rp 1,5 juta, itu pun dari pemerintah desa. Kalau dari Pemprov Sumut atau lainnya belum ada," ujar dia.
"Karena dari Pemerintah tidak ada, ya pastinya harus saya usahakan sendiri. Ini demi semangat melestarikan reog di sini juga.
"Ke depan saya mau buka bakso 'pentol barongan'. Saya punya impian membeli peralatan reog yang baru, dan semoga tercapai dari jualan itu," tutup Sunaryo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.