Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS di Medan Dilaporkan Keluarga Balita yang Meninggal atas Dugaan Malapraktik

Kompas.com - 03/07/2024, 15:04 WIB
Goklas Wisely ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Rika Lidiyawati (28) melaporkan Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati ke Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) terkait dugaan malapraktik yang berujung membuat anaknya, berinisial AKH (2), meninggal dunia.

Adamsyah selaku kuasa hukum Rika, mengatakan laporan itu dibuat pada Selasa (2/7/2024) dengan nomor laporan: STTLP/B/848/VII/2024/SPKT/Polda Sumut.

"Kami melaporkan pihak rumah sakit dan dokter yang menangani terkait dugaan malapraktik tersebut," kata Adam kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Bobby Minta Dinkes Turun Tangan Kasus Dugaan Malapraktik Operasi Balita Meninggal

Dia menjelaskan, pihak keluarga menginginkan agar pihak rumah sakit mendapat tindakan tegas agar tidak pula memakan korban jiwa lainnya.

Di samping itu, Adam mengungkapkan, korban pada dasarnya adalah peserta program pengobatan Bibir Sumbing yang diselenggarakan oleh Smile Train Indonesia tahun 2023.

Lalu, korban pun menjalani operasi pada 4 Oktober 2023 di RSU Mitra Sejati dan hasilnya baik.

Akan tetapi, korban menjalani operasi lanjutan atau kedua pada 27 Juni 2024. Namun korban meninggal dunia setelah disuntik bius sebelum menjalani dioperasi.

"Makanya kami juga meminta agar Wali Kota Medan turut mengaudit program kerjasama antara Smile Train dengan RSU Mitra sejati soal pengobatan bibir sumbing. Ini harus dipertanyakan bentuk kerjasamanya serta lainnya," ungkap Adam.

"Karena pertanggungjawaban dari kedua pihak ini belum ada kepada korban. Tentu ini memilukan, karena tidak ada itikad baik," tambahnya.

Baca juga: Usut Dugaan Malapraktik Puskesmas di Cianjur, Polisi Butuh Keterangan Ahli

Di lain pihak, Erwinsyah Dimyati Lubis selaku Humas dan Legal RSU Mitra Sejati pun menanggapi laporan keluarga itu sebagai sebuah langkah hukum yang wajar.

"Ya tetap kita kooperatif. Kita hadapi nanti laporan mereka. Pastinya kita hormati proses hukum yang ada," sebut Erwin kepada Kompas.com melalui saluran telepon.

 

Sebelumnya Rika telah menjelaskan peristiwa yang menimpa anaknya berlangsung pada Kamis (27/6/2024). Rencananya, hari itu akan dijalankan operasi lanjutan untuk bagian langit-langit mulut. Setibanya di rumah sakit, anak Rika melakukan cek darah dan paru-paru.

"Bermalam lah kami waktu itu. Karena hasil rontgennya kemungkinan keluar pukul 02.00 WIB, jadi anak saya diinfus karena rencananya mulai puasa pukul 07.00 WIB dan dioperasi sekitar 13.00 WIB," ujar Rika di teras rumahnya, di Desa Mekar Sari, Deli Serdang, Minggu (30/6/2024).

Anak Rika baru masuk ke kamar operasi sekitar pukul 14.30 WIB. Setelah anaknya dibius, Rika diminta menunggu di luar ruangan. Setelah 1,5 jam berlalu, Rika dipanggil oleh tim medis.

"Saya diberitahu, tangan anak saya membiru dan akan dipindahkan ke ruangan ICU. Hanya beberapa menit di ruang ICU, anak saya sudah meninggal," ucap Rika.

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Bocah Diduga Korban Malapraktik di Cianjur

Istri dari kuli bangunan ini menyebutkan, pihak medis menyebut, tangan anaknya membiru karena ada gejala jantung dan paru-paru. Kemudian anaknya disebut meninggal karena alergi pembiusan.

"Kata mereka anak saya (meninggal karena) alergi pembiusan," sebutnya.

Menduga ada hal janggal, dia langsung mempertanyakan rekam medis anaknya. Namun, tim medis tidak berkenan dengan alasan privasi dan belum bisa mengeluarkan surat tersebut.

Dengan rasa kesal bercampur pilu, Rika membawa jenazah anaknya pulang ke rumahnya. Anaknya dimakamkan pada Sabtu (29/6/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com