BANDA ACEH, KOMPAS.com – Wajah semringah ditunjukkan oleh Hamdanil (35), usai memijat salah seorang atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) yang kini sedang berlaga di Aceh, Sabtu (14/9/2024).
Dari lantai tiga hotel, Hamdanil kembali turun ke bawah menuju kursinya sembari menunggu panggilan atau permintaan pijat berikutnya.
Meski capai usai memijit atlet, penampilannya tetap rapi dan necis.
Sembari menunggu panggilan, sesekali Hamdanil menyeka peluh dan lelah yang belum sepenuhnya habis.
Baca juga: Alasan Akses Jalan Venue Voli PON XXI Berkubang dan Adanya Ladang Jagung
Hamdanil bersama dengan seorang rekannya, Mardiana (47), duduk tepat di depan pintu utama ruang media center PON wilayah Aceh di Hermes Palace Hotel Banda Aceh.
Di belakang mereka, tertera papan kecil bertuliskan ‘Pijat Tuna Netra’.
Sebagai seorang penyandang disabilitas tunanetra, Hamdanil tidak pernah membayangkan diberikan kesempatan ikut berkontribusi dalam event olahraga nasional terbesar di tanah air tersebut.
Hamdanil sudah tujuh hari berada di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, sejak pertama mulai bertugas pada Minggu (8/9/2024) lalu.
Baca juga: Kala Venue Voli PON Dipuji Menpora Terbaik di Indonesia tapi Dikritik Atlet Berdebu
Baca juga: Kiprah Aprilia Manganang, Mantan Atlet Voli Putri Beragam Prestasi
Hamdanil (53) bersama temannya Mardiana (47) ikut berkontribusi dalam pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut sebagai tukang pijat tuna netra.
Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPID) Aceh itu mengaku pertama kali diajak oleh salah seorang panitia yang bernama Bu Eni.
“Di tanggal 8 September itu juga kami buat kontrak dan akan bekerja sampai 20 September 2024 nanti,” ujarnya saat ditemui Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).
Hamdanil menceritakan, ia diajak bekerja untuk membantu teman-teman media center serta atlet yang berada di sana.
Mulai hari pertama itu juga, Hamdanil langsung tancap gas melayani para tamu sesuai kebutuhan dan kendala di tubuh masing-masing.
Baca juga: Gaduh soal Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua, Apa Beda Duta dan Ikon?
Jasa Hamdanil mulai ramai diminati para tamu sejak memasuki hari ketiga ia bekerja.
Bahkan dalam sehari, ia mampu memijat sebanyak 13 orang dengan berbagai macam keluhan. Hamdanil juga kerap diberikan tips (uang tambahan) dari para tamu.